Grup Viva Mencari Mitra Bisnis Baru
KATADATA ? Komisaris Utama PT Visi Media Asia Tbk (Grup Viva) Anindya Bakrie menegaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya berencana mencari mitra baru untuk mengembangkan sayap bisnis perusahaan.
Menurut Anindya, secara fundamental, pada 2012 kinerja Viva sangat baik. Tahun lalu pendapatan Viva tumbuh 25 persen, dan tahun ini ditargetkan pertumbuhan lebih tinggi dibanding pada 2012. Laba perusahaan sebelum pajak pada 2012 tumbuh 40 persen. Viva akan berfokus mengembangkan bisnisnya di tiga layar : televisi, komputer dan telepon. Anindya menegaskan tidak akan menjual saham Viva, melainkan memperbaiki kinerja fundamental perusahaan.
MNC Group, yang dipimpin Hary Tanoesoedibjo, sebelumnya menawar 51 persen saham VIVA senilai US$ 2 miliar (Rp 19,5 triliun). Selaim MNC Group, CT Corp pimpinan Chairul Tanjung dikabarkan telah menawar saham VIVA senilai US$ 1,8 miliar (Rp 17,5 triliun) secara tunai.
Hingga saat ini belum jelas siapa di antara dua konglomerat tersebut yang akan membeli Viva. Anindya juga mengelak soal rencana pengumuman penjualan Viva. Dia masih berharap kinerja Viva tetap bagus, harga sahamnya naik, dan pemegang saham senang.
Seorang sumber dari Grup Bakrie yang dikutip Koran Tempo (7/6) mengatakan kemungkinan Viva Group dijual amat kecil. Sebab, keluarga Bakrie lebih memilih mencari mitra dalam mengembangkan bisnisnya ketimbang menjualnya.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo juga mengatakan Grup Bakrie ada kemungkinan tidak akan menjual aset yang dinilai strategis tersebut. Keputusan tidak menjual Viva juga dipengaruhi oleh rencana Aburizal Bakrie, sebagai pemilik dan pendiri, mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pemilihan Umum 2014.
Rumor yang beredar di bursa, pemberitaan soal rencana Grup Bakrie menjual saham Viva sengaja dibuat besar sehingga bisa mendorong kenaikan harga sahamnya. Dengan cara itu, Grup Bakrie bisa meraih dana dari penjualan sahamnya di pasar tanpa menjual kepemilikan sahamnya kepada pengusaha lain.