AS Khawatir Pembatasan Impor Indonesia Hambat Perdagangan Dua Negara

Dimas Jarot Bayu
2 November 2017, 14:02
Jokowi G20
ANTARA FOTO/REUTERS/Ludovic Marin/Pool
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tengah) disaksikan Presiden Perancis Emmanuel Macron (kiri) saat sesi foto bersama pada hari pertama KTT G-20 di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7).

Kebijakan pemerintah Indonesia yang membatasi impor dari luar negeri membuat Amerika Serikat khawatir. Mereka menilai kebijakan tersebut bukan hal yang sehat dan dapat menghambat perdagangan.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan mengatakan, eksportir AS pada 2016 mengirimkan produk pertanian, komponen pesawat terbang, permesinan, dan barang permodalan lainnya senilai Rp 81 triliun atau setara US$ 6 miliar ke Indonesia.

Sementara Indonesia mengekspor produk tekstil dan pakaian, sepatu, karet, elektronik dan permesinan, hasil-hasil laut, serta furnitur senilai Rp 250 triliun (19 miliar dollar AS) kepada para pembeli Amerika Serikat.

(Baca: Atase Perdagangan Washington Pastikan Ekspor ke Amerika Aman)

"Perdagangan dua arah ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan standar hidup, dan mendatangkan produk-produk dan jasa yang dibutuhkan kedua negara," kata Donovan di Jakarta, Kamis (2/11).

Donovan pun menjelaskan hubungan dagang AS-Indonesia dalam sektor pertanian yang saling menguntungkan. Menurut Donovan, perdagangan bilateral di sektor pertanian pada 2016 mencapai nilai Rp 10,4 triliun atau setara US$ 7,6 miliar.

"Perdagangan di sektor pertanian merupakan sebuah kesepakatan yang saling menguntungkan. Kedua negara kita saling mengekspor produk unggulannya," kata Donovan. 

Menurut Donovan, perdagangan dua arah tersebut cukup baik. Kendati, ia khawatir jika hal ini tak akan bertahan sejalan dengan adanya kebijakan pembatasan impor oleh pemerintah Indonesia. Donovan menilai dengan adanya kebijakan tersebut ekspor AS ke Indonesia akan menurun.

"Sementara ekspor Indonesia ke AS meningkat," kata Donovan. (Baca: ASEAN - Kanada Jajaki Perdagangan Bebas, Indonesia jadi Koordinator)

Donovan mengklaim memahami pemerintah Indonesia ingin membantu para produsen di daerah untuk meningkatkan pendapatannya. Namun, kata dia, pembatasan impor bukanlah hal yang tepat untuk tujuan tersebut.

Menurutnya, hal tersebut dapat tercapai dengan penelitian dan pengembangan. "Guna meningkatkan produktivitas infrastruktur daerah agar jalur rantai pasokan dapat dipangkas," kata Donovan.

Dia juga mengklaim memahami keinginan pemerintah Indonesia menciptakan ketahanan pangan. Namun, lanjutnya, hal tersebut tak selalu berarti melakukan swasembada.

"Dukungan kepada produksi pertanian setempat dapat dilakukan berdampingan dengan impor guna mencapai persediaan pangan domestik secara stabil dan pasti," kata Donovan.

Donovan pun percaya jika Indonesia tidak ingin hubungan dagang pertanian yang saling menguntungkan terkena dampak negatif kebijakan proteksionis. Menurutnya, banyak perusahaan AS sangat ingin menjual lebih banyak komoditas di Indonesia jika keadaan mendukung.

Banyak perusahaan melihat potensi pasar Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke-empat terbesar di dunia. Ditambah lagi, kelas menengah terus tumbuh dan terkoneksi secara digital.

"Namun masih banyak tantangan dalam menjalankan usaha di Indonesia. Menurut pandangan saya, upaya Presiden Jokowi memperbaiki infrastruktur dan menciptakan kemudahan berusaha di Indonesia akan mampu mengatasi tantangan-tantangan tersebut," kata Donovan.

Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...