Cegah Penggandaan Kartu ATM, BI: BRI Percepat Migrasi ke Chip
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto menyatakan manajemen PT Bank Rakyat Indonesia berjanji untuk mempercepat migrasi kartu debit/ATM dari teknologi pita magnetik (magnetic stripe) menjadi chip. Hal tersebut untuk meningkatkan pengamanan kartu, menyusul raibnya duit nasabah akibat penyadapan (skimming) kartu debit/ATM di Kediri, Jawa Timur.
Ia menjelaskan, pihak menajemen bank mengakui telah terjadi skimming kartu debit/ATM milik beberapa nasabah Simpedes di Kediri. Namun, bank berkomitmen untuk mengatasi masalah tersebut, di antaranya dengan mengganti kerugian nasabah yang menjadi korban dan mempercepat migrasi kartu debit/ATM ke teknologi chip.
“Secara ketentuan kalau untuk saldo rekening yang di bawah Rp 5 juta itu masih diperkenankan untuk menggunakan magnetic stripe. Tapi, dengan adanya kejadian ini kelihatannya BRI sudah komit untuk mempercepat migrasinya ke chip,” kata Erwin di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (16/3). (Baca juga: Gelar Investigasi, BRI Janji Ganti Dana Nasabah yang Raib)
BI mengklaim teknologi chip lebih aman dibandingkan magnetic stripe, lantaran penyimpanan data pada teknologi chip melalui mekanisme enkripsi dan proses autentikasi menggunakan algoritma tertentu sehingga sulit untuk digandakan.
Maka itu, BI juga sudah mewajibkan bank untuk mengimplementasikan teknologi chip standar nasional untuk kartu debit/ATM paling lambat 31 Desember 2021. Bank hanya bisa menggunakan teknologi magnetic stripe pada kartu untuk rekening simpanan bersaldo maksimum Rp 5 juta berdasarkan perjanjian tertulis dengan nasabah.
Di samping kewajiban penggunaan teknologi chip, BI juga mewajibkan implementasi PIN enam digit untuk semakin mengamankan transaksi dengan kartu debit/ATM. Ketentuan tersebut wajib diimplementasikan untuk kartu berteknologi magnetic stripe paling lambat 30 Juni 2017 lalu dan kartu yang berteknologi chip paling lambat 31 Desember 2021. (Baca juga: Transaksi Kartu Debit Wajib Pakai PIN Mulai Akhir Bulan Ini)
