Bakat Alami Zohri dan Juara Atletik Dunia Diluar Dugaan

Ameidyo Daud Nasution
13 Juli 2018, 16:11
Pelari asal NTT Berhasil Meraih Medali Emas
International Associations of Athletic Federation (IAAF) / Getty Image
Pelari Indonesia yang berasal dari NTB, Lalu Muhammad Zohri, meraih medali emas di lomba lari 100 meter putra dalam Kejuaraan Dunia U-20 IAAF di Finlandia.

Tak ada yang menaruh harapan tinggi ketika Lalu Muhammad Zohri (18) mengikuti lomba lari 100 meter dalam ajang Kejuaraan Dunia U-20 International Associations of Athletic Federation (IAAF) di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7). Tak ada pula sorotan media nasional atas keikutsertaan Zohri di ajang bergengsi itu. 

Pemuda kelas dua SMA asal Nusa Tenggara Barat itu memang tak diperhitungkan sebagai juara dunia. Dari hasil babak penyisihan, Zohri hanya di posisi kedua. Dia pun menempati lintasan paling pinggir, di nomor delapan.

Sementara pelari unggulan, yang memenangkan juara pertama saat penyisihan, menempati posisi di lintasan tengah.

Semuanya berbalik arah ketika Zohri menyentuh garis finish pertama kali dengan waktu tercepat 10,18 detik. Zohri meninggalkan dua pelari unggulan asal Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison, dengan catatan waktu masing-masing 10,22 detik.

(Baca juga: Pelari Asal NTB Raih Medali Emas di Kejuaraan Atletik Dunia)

Kemenangan di luar prediksi siapa pun. Panitia yang turut menemaninya di kejuaraan itu bahkan tak mempersiapkan bendera merah putih untuk menyambut kemenangannya.

Saat wartawan memintanya berfoto, tak ada Sang Saka Merah Putih bersama Zohri. Tampak Zohri berdiri di tengah, diapit juara kedua dan ketiga, yakni Anthony Schwartz dan Eric Harrison, dengan bendera Amerika menaungi mereka bertiga.

“Kami memang tak mempersiapkan (bendera) itu. Prediksinya hanya sampai final saja,” kata pelatih Zohri, Eni Sumartoyo Martodihardjo dihubungi Katadata.co.id, Kamis (12/7).

Lalu Muhammad Zahri
Lalu Muhammad Zahri (ANTARA FOTO/REUTERS/Lehtikuva)

Berbakat dan berlatih sejak kecil

Kemenangan Zohri sekaligus mencetak sejarah sebagai atlet pertama asal Indonesia yang merebut medali emas di nomor lari 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik di bawah umur 20 tahun. Kemenangan ini hanya berselang tujuh bulan sejak Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) menemukan Zohri.

PASI mengajak Zohri bergabung sebagai atlet nasional setelah melihat aksi pemuda itu di kejuaraan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) pada Desember 2017 lalu.

Dalam kejuaraan tersebut, Zohri memenangkan dua nomor sekaligus yakni 100 dan 200 meter. “Ini membuat PB PASI memanggilnya untuk mengikuti pelatihan tingkat nasional,” kata Eni.

Sejak bergabung dengan PASI, Zohri tinggal di asrama dan bersekolah di Ragunan, Jakarta. Dia meninggalkan keluarganya yang hidup di bawah garis kemiskinan di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB.

Di dusun itu, Zohri tinggal bersama empat saudaranya. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...