Bentuk Usaha Patungan, Alfamart Perdalam Ekspansi di Filipina
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) memperkuat penetrasi bisnis retailnya di Filipina. Melalui anak usahanya, pemilik jaringan ritel Alfamart ini bersama perusahaan retail lokal di sana membentuk usaha patungan yang begerak di bidang properti dan penyedia lahan.
Anak usaha Sumber Alfaria, yakni Alfamart Retail Asia Pte. Ltd (ARA) bersama dengan SM Retail Inc mendirikan perusahaan patungan yang bernama DC Properties Management Corp (DPCM).
"Dalam pembentukan perusahaan patungan ini, SM Retail Inc. akan mengenggam 60% saham, sementara ARA 40%," kata Sekretaris Perusahaan Sumber Alfaria Tomin Widian dalam keterangan resmi kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (26/10).
(Baca: Dorong Efisiensi, Alfamart Pangkas Belanja Modal Jadi Rp 2,3 Trilun)
Tomin mengatakan DPCM didirikan berdasarkan hukum negara Republik Filipina. Nantinya, perusahaan patungan ini akan bergerak dalam bidang penyediaan lahan untuk pusat distribusi gerai-gerai Alfamart di Filipina. Namun, dia tidak merinci nilai investasi maupun modal yang disuntik ke dalam perusahaan tersebut.
Alfamart mulai melenggang di Filipina pada pertengahan 2014. Perusahaan melirik Filipina dibanding negara Asia Tenggara lainnya karena memiliki persamaan karakteristik pasar dengan Indonesia.
Ekspansi Alfamart dimulai melalui skema joint venture bersama mitra lokal di sana dengan mendirikan pusat distribusi logistik. Di awal kemunculannya, Alfamart hanya memiliki sekitar 21 gerai di Filipina.
Seiring berjalannya waktu, ekspansi bisnis retail perusahaan di negara tersebut semakin berkembang. Tercatat, hingga saat ini Alfamart sudah memiliki 420 unit gerai. "Perseroan tidak memiliki rencana ekspansi ke luar negeri tahun ini, tapi masih berkonsentrasi pada pengembangan bisnis di Filipina," kata Presiden Direktur Alfamart Hans Prawira dikutip dari hasil paparan publik di laman keterbukaan informasi BEI.
Sementara untuk ekspansinya di dalam negeri, perseroan berencana membuka sekitar 800 gerai dengan komposisi 650 gerai reguler dan 150 waralaba dengan fokus area pengembangan yakni 50% di Jawa dan 50% di luar Jawa.
(Baca : Fokus Digitalisasi, Alfamart Rem Ekspansi Gerai)
Untuk mendukung ekspansinya ini, perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 2,3 triliun untuk pembukaan toko baru maupun perpanjangan sewa toko yang akan jatuh tempo.
"Perseroan memperkirakan dengan tambahan 800 gerai ini, maka pendapatan kami ditargetkan meningkat sekitar 6%-7%," ujarnya.
Alfamart merupakan perusahaan retail minimarket terbesar kedua dengan pangsa pasar sebesar 31,7% pada Januari-Juni 2018, naik tipis dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 31,3% menurut data Nielsen Retail Audit.
Adapun hingga semester I 2018, jumlah gerai Alfamart tercatat sebanyak 13.522 unit, bersaing ketat dengan PT Indomarco Prismatama, pemilik jaringan gerai Indomaret dengan torehan jumlah gerai sebanyak 15.526 gerai.