Tahan Harga, Pengusaha Usulkan Pembatasan Ekspor Karet Selama 3 Bulan

Michael Reily
25 Februari 2019, 11:34
Panen Pohon Karet
ANTARA FOTO/Nova Wahyud
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatera Selatan, Selasa (8/1/2019).

Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) menyambut positif kesepakatan International Triparte Rubber Council (ITRC) terkait pembatasan ekspor karet sebesar 300 ribu ton. Pengusaha mengusulkan pembatasan ekspor dilakukan selama tiga bulan.

Ketua Umum Gapkindo Moenardji Soedargo mengatakan masih menunggu pembahasan lanjutan untuk rincian batasan ekspor setiap negara. "Kami mengusulkan pembatasan ekspor selama tiga bulan mengacu ketersediaan karet dari petani," kata Moenardji kepada Katadata.co.id  lewat sambungan telepon, Senin (25/2).

Menurutnya, pengurangan pasokan karet di pasar internasional akan mempengaruhi harga jual karet dunia. Sehingga, harga karet bisa bergerak ke arah fundamental yang lebih baik setelah harga di pasaran anjlok sepanjang 2018.

(Baca: Negara Produsen Karet Sepakati Pembatasan Ekspor 300 Ribu Ton)

Mengacu harga karet di Tokyo Commodity Exchange, harga karet pada Januari 2018 sempat menyentuh ¥ 214 per kilogram, tetapi terus menurun hingga ke level ¥ 152 per kilogram sampai November 2018. Setelah itu, harga sempat membaik, meski masih belum mencapai ¥ 200 per kilogram.

Moenardji menuturkan perbaikan harga juga bisa berdampak langsung kepada petani. Karenanya, pengusaha bakal mengikuti keputusan pembatasan volume ekspor yang diputuskan ITRC. "Gapkindo mendukung pengoreksian harga ke level riil untuk keberlanjutan petani supaya mendapatkan harga yang baik," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...