Defisit Transaksi Berjalan Kuartal I Rekor Terburuk, NPI Bisa Surplus

Martha Ruth Thertina
10 Mei 2019, 12:24
dolar.jpg
KATADATA/ Arief Kamaludin

Bank Indonesia (BI) melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) surplus US$ 2,4 miliar pada kuartal I 2019. Ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, yaitu 5,4 miliar, ataupun periode sama tahun lalu US$ 3,8 miliar. Surplus disokong oleh tebalnya surplus modal dan finansial di tengah defisit transaksi berjalan yang masih tinggi.

NPI menunjukkan transaksi antara penduduk Indonesia dan negara lain dalam jangka waktu tertentu. Suplus pada NPI menandakan pasokan valas mampu menutup permintaan valas di dalam negeri. NPI terdiri dari neraca transaksi berjalan (pedagangan barang dan jasa) serta neraca transaksi modal dan finansial.

Defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 7 miliar, atau 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih tinggi dibandingkan kuartal I tahun lalu yang sebesar US$ 5,5 miliar atau 2,1% PDB. Secara rasio, defisit ini merupakan yang terburuk untuk periode kuartal I sejak 2013. Pada kuartal I 2013, defisit tercatat sebesar US$ 6 miliar atau 2,61% PDB.

(Baca: Perang Dagang Berlanjut, Neraca Dagang Berpotensi Melebar)

Meski begitu, BI menilai positif realisasi defisit, lantaran lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 9,2 miliar atau 3,6% PDB. BI menjelaskan, penurunan defisit transaksi berjalan didukung oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang.

Surplus perdagangan barang seiring penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor. “Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan pengendalian impor beberapa komoditas tertentu yang diterapkan sejak 2018,” demikian tertulis dalam siaran pers, Jumat (10/5).

Sedangkan neraca jasa tercatat mengalami peningkatan terutama disebabkan oleh penurunan surplus jasa perjalanan. Ini seiring jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang menurun sesuai dengan pola musimannya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...