Sambut Ibu Kota Baru, Tiga Operator Maksimalkan Kapasitas Jaringannya
Tiga perusahaan telekomunikasi Indonesia siap memaksimalkan akses jaringannya di Kalimantan untuk menyambut ibu kota baru Republik Indonesia (RI). Tiga operator tersebut adalah XL Axiata, Indosat Ooredoo, dan Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan, perusahaan siap untuk menyediakan jaringan yang terbaik di manapun lokasi ibu kota RI. Pusat pemerintahan, menurutnya, pasti membutuhkan infrastruktur jaringan telekomunikasi dan data yang terbaik untuk mendukung aktivitas pemerintahan.
"Kami siap untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan sekaligus sebagai bentuk dukungan atas rencana besar pemerintah ini," ujar Tri kepada Katadata.co.id, Jumat (23/8).
Dia menjelaskan, jika pemerintah menetapkan ibu kota baru RI di Kalimantan Timur, maka saat ini XL telah memiliki infrastruktur yang cukup baik dan kuat di sana.
(Baca: Keunggulan dan Kelemahan 3 Provinsi Calon Ibu Kota Baru)
Bahkan, menurutnya, jaringan perusahaan telah didukung dengan backbone fiber optik yang menghubungkan Kalimantan dengan Sulawesi, Bali-Lombok, Jawa, dan Sumatera, serta jaringan antar kota di Kalimantan yang sudah didukung dengan fiberisasi.
"Begitu lokasi tepatnya ditentukan, maka kami pun akan mulai menperluas ekspansi jaringan di dalam ibu kota baru sejalan dengan proses perpindahan ibu kota nantinya," ujarnya.
Sementara itu Group Head Corporate Communication Indosat Turina Farouk mengatakan bahwa perusahaan juga siap untuk mendukung keputusan pemerintah terkait ibu kota baru di Kalimantan. "Pada prinsipnya Indosat Ooredoo dari sisi layanan dan jaringan telekomunikasi siap mendukung keputusan tersebut," ujar Turina kepada Katadata.co.id, Jumat (23/8).
Ia melanjutkan, hal ini sejalan dengan strategi yang sudah perusahaan canangkan untuk berkonsentrasi membangun jaringan di luar Pulau Jawa, termasuk di seluruh wilayah Kalimantan.
(Baca: XL Axiata Target Peningkatan Kualitas Jaringan 5G Capai 70% pada 2020)
Sama halnya dengan Direktur Utama Telkomsel, Emma Sri Martini yang menyatakan kesiapan Telkomsel untuk mengawal keputusan pemerintah menjadikan Pulau Kalimantan sebagai lokasi ibu kota baru, dimanapun nantinya.
"Berbekal infrastruktur jaringan terdepan yang tersebar di seluruh pulau, Telkomsel akan terus melanjutkan pembangunan teknologi digital di Kalimantan sehingga siap mengadopsi ekosistem teknologi digital yang lengkap dan berkelanjutan," ujar Emma melalui siaran pers, Kamis (22/8).
Ia melanjutkan, hingga saat ini di Pulau Kalimantan sendiri perusahaan telah memiliki lebih dari 17.800 unit menara base transceiver station (BTS). Sekitar 11.700 di antaranya merupakan BTS broadband yang sudah berhasil menjangkau lebih dari 90% populasi Pulau Kalimantan.
Telkomsel, menurutnya, juga telah siap melayani kebutuhan pelanggan, dengan adanya sebanyak 62 GraPARI yang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan.
(Baca: Survei OpenSignal: Jaringan 4G Telkomsel Paling Unggul pada Akhir 2018)
Bahkan Telkomsel juga telah menerapkan teknologi broadband terbaru yaitu yaitu 4,9G Massive MIMO melalui 4 unit BTS-nya yang tersebar di Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Tarakan (Kalimantan Utara). Teknologi 4,9G Massive Mimo akan memberikan kapasitas jaringan yang lebih besar dan memberikan kualitas layanan yang lebih baik.
"Kesiapan infrastruktur jaringan Telkomsel tidak hanya membuka akses komunikasi dan mengakselerasi terbentuknya ekosistem gaya hidup digital penduduk di Kalimantan Timur, namun Telkomsel juga siap mendukung Penopang Ibukota dari 56 kota dan kabupaten lainnya di seluruh provinsi Kalimantan dengan infrastruktur jaringan dan layanan," ujarnya
Jaringan telekomunikasi Telkomsel juga telah hadir di daerah perbatasan Pulau Kalimantan yaitu di Pulau Sebatik dan Nunukan. Di Nunukan, Telkomsel telah menggelar 187 unit BTS, dimana 127 unit diantaranya adalah BTS broadband. Sedangkan di Pulau Sebatik, Telkomsel telah menggelar 78 unit BTS, dimana 59 unit diantaranya adalah BTS broadband.