Investor Khawatir Ancaman Resesi Global, Harga Emas Terus Naik
Harga emas dunia menanjak hingga sempat menembus level tertinggi dalam dua pekan. Ini seiring mencuatnya kekhawatiran pelaku pasar akan resesi global, seiring data ekonomi Eropa yang lemah. Harga emas Antam juga berbalik menguat.
Harga emas cenderung menguat sejak pekan lalu. Reuters memberitakan, pada perdagangan Senin, 23 Agustus 2019, harga emas di pasar spot sempat menembus US$ 1.526 per ounce, atau level tertinggi sejak 6 September 2019. Setelah itu, harganya sedikit menurun, namun tidak signifikan. Harganya masih di atas US$ 1.520.
Saat berita ini ditulis, harga emas di pasar spot tercatat US$ 1.521 per ounce, turun 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka di bursa Comex tercatat US$ 1.528 per ounce atau turun 0,21% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
Senior Commodities Strategist di RJO Futures Phillip Streible mengatakan aset aman emas diburu investor setelah keluarnya data Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor manufaktur Jerman. “PMI Jerman yang lemah memberikan sedikit kejutan bagi pasar saham dan mendorong investor masuk ke aset aman seperti emas dan perak,” kata dia, seperti dikutip Reuters.
Ia memprediksi emas bisa menembus harga US$ 1.550 per ounce dalam kondisi suku bunga acuan yang rendah, meningkatnya risiko geopolitik, tidak adanya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta lemahnya data-data ekonomi yang menunjukkan tanda resesi.
Dari dalam negeri, harga emas Antam tercatat turut mengalami kenaikan, setelah melemah tipis pada perdagangan kemarin. Harga emas Antam, di Butik Emas Logam Mulia Pulo Gadung Jakarta, tercatat Rp 765 ribu per gram, naik Rp 3.000 per gram. Begitu juga dengan harga emas penjualan kembali tercatat naik dengan besaran yang sama menjadi Rp 688 ribu per gram.
Harga Emas Antam, Selasa, 24 September 2019:
Emas batangan 0,5 gr: Rp 407.000
Emas batangan 1 gr: Rp 765.000
Emas batangan 2 gr: Rp 1.479.000
