Laba Bersih Chandra Asri Anjlok 71,4% pada Semester I 2019
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatatkan laba bersih pada semester pertama tahun ini sebesar US$ 32,9 juta atau Rp 463,2 miliar ( asumsi kurs Rp 14.080 per dolar AS). Perolehan laba tersebut turun 71,4% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 115, 2 juta.
Dikutip dari keterbukaan informasi perusahaan pada Selasa (24/9), anjloknya laba bersih perseroan seiring pendapatan yang turun 16% dari US$ 1,2 miliar menjadi US$ 1 miliar. Di sisi lain, beban pokok turun, tetapi lebih kecil yakni sebesar 8,2% menjadi US$ 918 juta.
Dengan demikian, laba kotor perusahaan ikut turun dari US$ 237,81 juta menjadi US$ 134,86 juta. Adapun kerugian kurs yang berkurang signifikan akibat penguatan rupiah tak banyak membantu. TPIA mencatatkan rugi kurs turun dari US$ 7,98 juta menjadi US$ 2,29 juta.
(Baca: Chandra Asri Gandeng Total Solar Pasang Panel Surya)
Di sisi lain, TPIA mencatatkan kenaikan aset pada semester pertama tahun ini sebesar 0,63% menjadi US$ 3,19 miliar. Adapun liabilitas dan ekuitas masing-masing tercatat sebesar US$ 1,42 miliar dan US$ 1,78 miliar.
Anak usaha PT Barito Pasific Tbk ini merupakan salah satu perusahaan petrokimia terbesar dan terintegrasi di Indonesia, yang mengoperasikan satu-satunya Naptha Cracker berukuran skala dunia.
(Baca: Chandra Asri Akan Terbitkan Saham Baru Rp 5 Triliun)
Tahun lalu, TPAI berhasil meningkatkan produksi tahunan hingga 43%, yang terdiri dari produksi Ethylene sebesar 860 KTA, Propylene sebesar 470 KTA, Py-Gas sebesar 400 KTA, dan Mixed C4 sebesar 315 KTA.
Adapun saat ini perusahaan memiliki s pabrik yang terletak di Ciwandan, Cilegon, Banten. Pihaknya mengoperasikan pipa distribusi yang membentang sepanjang 45 kilometer (km), dari komplek petrokimia dan terhubung langsung ke pelanggan area sekitar.