3.225 Orang Mengungsi ke Jayapura Akibat Kerusuhan Wamena
Kerusuhan yang terjadi di Wamena awal pekan lalu menyebabkan 3.225 warga mengungsi ke Jayapura. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan banyaknya pengungsi akibat kekhawatiran masyarakat terutama pendatang akan pecahnya rusuh di ibu kota Kabupaten Jayawijaya itu.
Unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua itu mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. “Banyak pendatang merasa tidak aman dan minta diungsikan ke tempat aman di Jayapura,” kata dia di kantornya, Jakarta, Senin (30/9).
(Baca: 5.500 Pengungsi Korban Kerusuhan di Wamena Butuh Bantuan)
Wiranto memerintahkan pemerintah daerah dan aparat mengimbau pendatang tidak pulang ke kampung halaman. Menurutnya, warga pendatang menjadi roda penggerak perekonomian Wamena dan Papua. Ia khawatir bila mereka mengungsi, tidak ada pendorong ekonomi daerah.
Mantan Panglima TNI itu juga menjanjikan pemuka adat dan aparat menjamin keberadaan warga pendatang. Polda Papua juga mengupayakan situasi yang kondusif sehingga pendatang dapat merasa aman.
Sedangkan Kementerian Sosial berupaya untuk meringankan beban pengungsi dengan memberikan makanan dan fasilitas kesehatan. Sebelumnya, Kementerian Sosial mengirimkan bantuan senilai Rp 3,8 miliar lebih untuk korban kerusuhan di Wamena. Bantuan yang diberikan berbentuk logistik makanan dan pakaian.
“Ini agar mereka tak terlantar,” ujar Wiranto.
(Baca: Kemensos Kirim Bantuan Rp 3,8 Miliar untuk Korban Kerusuhan Wamena)
Bantuan itu diberikan dalam bentuk pelayanan dapur umum bagi 5.000 orang, 1.500 paket perlengkapan pakaian anak, 1.500 paket perlengkapan pakaian pria dan 1.500 paket perlengkapan pakaian perempuan. Kemudian ada pula 2.500 matras, 1.500 tenda gulung atau terpal, dan 2.500 selimut.
Kementerian Sosial juga memberikan 100 paket bantuan usaha ekonomi produktif. Selain itu, santunan juga akan diberikan kepada ahli waris 32 korban kerusuhan Wamena yang meninggal dunia masing-masing Rp 15 juta.