BKPM: Ada Perubahan Fundamental Iklim Investasi
JAKARTA—Lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) mempertahankan peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil atau investment grade. Rating ini sangat penting, mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang tetap tegar di tengah menurunnya perekonomian global.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai outlook kali ini berbeda dari sebelumnya. Sebab, pihak luar mulai melihat ada perubahan sangat fundamental terkait iklim investasi langsung yang dilakukan pemerintah melalui BKPM.
Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi Rizal Calvary Marimbo mengatakan outlook kali ini bukan semata-mata baiknya bauran kebijakan makro dan moneter. “Lebih dari itu, pihak luar mulai membaca ada perubahan fundamental iklim investasi langsung di dalam negeri yang selama ini tidak berani disentuh. Lalu disentuh oleh kepemimpinan baru,” ujar Rizal di Jakarta hari ini dalam keterangannya.
Rizal mengatakan, saat ini pemerintah banyak mengubah kebijakan secara fundamental untuk mendorong investasi langsung asing (Foreign Direct Investment/FDI). Di antaranya, dengan membuat sentralisasi perizinnan di BKPM melalui Instruksi Presiden No. 7 Tahun 2019, kebijakan Omnibus Law, dan kebijakan internal BKPM yaitu Satuan Tugas Percepatan Investasi.
Dengan kebijakan ini, investment grade kali ini terasa berbeda dari grade-grade sebelumnya. “Sehingga kami yakin dengan kepemimpinan yang kuat di badan investasi ini, grade ini akan berdampak lebih besar kepada masuknya investasi langsung,” ucap Rizal.
Rizal mengatakan, selama ini, meski Indonesia telah berada pada level investment grade, namun arus modal asing (capital inflow) sebagian besar hanya dalam bentuk portofolio. Dengan demikian belum terlalu berpengaruh ke investasi asing langsung. Sebab, masih banyak ganjalan (hendicap) bagi arus modal untuk masuk secara langsung ke sektor riil atau investasi langsung. “Itulah yang diperbaiki di masalah domestik ini,” ucap dia.
Oleh karena itu menurut Rizal solidnya sinergitas bauran kebijakan antara Bank Indonesia dan pemerintah, utamanya di sektor investasi langsung, tak hanya akan memperkuat perekonomian Indonesia di tengah dinamika perekonomian global. Namun, juga dapat mendorong membaiknya pertumbuhan ekonomi dan daya cipta lapangan kerja.
Rizal mengatakan, antusiasme investor untuk masuk secara langsung ke Indonesia sangat tinggi. Menurutnya di BKPM, banyak investor besar-besar rela antre lama untuk bertemu Kepala BKPM meski hanya lima menit karena melihat ada perubahan. “Ada garansi bahwa investasi mereka terlindungi, dipercepat, dicarikan solusi kalau ada masalah. Jadi mereka tidak berantem sendiri lagi di lapangan dengan hantu-hantu investasi. BKPM dan pimpinannya siap turun lapangan membantu mereka,” lanjut Rizal.
Ia menjelaskan berdasarkan arahan Kepala BKPM, lembaga ini tidak lagi mengerjakan sesuatu yang abstrak atau urusan-urusan makro dan pencitraan di luar. Namun BKPM harus turun tangan menyelesaikan masalah-masalah konkrit yang dihadapi investor di lapangan. “Apa masalah investor, ada Satgas yang urai dan langsung dicarikan solusinya. Era wacana, abstrak-abstrak, debat-debat masalah makro sudah selesai,” ucap dia.
Kondisi ini membangkitkan optimisme investor, sehingga BKPM yakin investmen grade kali ini tak hanya ‘nyangkut’ di portofolio yang risikonya kecil. Namun juga akan mengalir ke sektor ril dalam bentuk investasi langsung. “Sebab risiko investasi langsung mereka mulai terkelola dengan baik,” tutup dia.