Alumni UI Buat Tiga Skenario Corona RI, Paling Cepat Berlalu Akhir Mei
Berbagai model prediksi penyebaran virus corona Covid-19 di Indonesia disiapkan berbagai pihak. Kali ini Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia membuat tiga model skenario pandemi tersebut di Tanah Air.
Tim tersebut terdiri dari Barry Mikhael Cavin, Rahmat Al Kafi, Yoshua Yonatan Hamonangan, dan Imanuel M Rustijono. Mereka menggunakan model SIRU (Suspectible, Infected, Reported, Unreported) dan pernah digunakan dalam penelitian serupa di Tiongkok.
Model ini merujuk penelitian berjudul Predicting the cumulative number of cases for the COVID-19 epidemic in China from early data yang dikeluarkan 23 Februari lalu. Sedangkan data kasus corona RI didapat dari laman kawalcovid19.id tanggal 2 hingga 2 Maret 2020.
Jika menggunakan skenario tiga yakni kebijakan tegas (strict intervention), virus corona di Indonesia paling cepat akan berakhir pada akhir Mei hingga awal Juni 2020. Sedangkan jumlah kasus positifnya diprediksi mencapai 17 ribu orang.
“Model ini sangat dinamis sehingga bergantung juga pada kebijakan pemerintah ke depannya,” tulis mereka, Selasa (31/3). Dalam skenario tiga, puncak pandemi diramalkan terjadi tanggal 16 April.
(Baca: Pandemi Corona Masih Normal, Jokowi Belum Terapkan Darurat Sipil)
Dalam skenario dua yakni medium intervention, penyebaran virus corona baru akan berakhir akhir Juni atau awal juli dengan jumlah 60 ribu kasus. Puncak pandemi diprediksi tiba tanggal 2 Mei dengan 1.490 kasus baru.
Sedangkan dalam skenario satu atau tanpa penanganan pemerintah, penyebaran Covid-19 baru usai akhir Agustus atau awal September dengan ratusan ribu kasus. Puncak pandemi diramal terjadi tanggal 4 Juni yakni 11.318 kasus baru.
"Kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat sangat menentukan skenario mana yang akan terjadi,” tulis empat alumni Matematika UI itu.
Keempatnya juga berharap adanya implementasi jaga jarak fisik (physical distancing) yang lebih disiplin antar masyarakat. Selain itu penduduk zona merah tak mudik untuk meminimalisir risiko penularan besar-besaran di daerah lain.
“Hal ini sangat berpengaruh dan mencegah skenario satu dan dua terjadi,” demikian tulis mereka.
Sebelumnya peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memperkirakan penyebaran virus corona baru berakhir akhir April 2020. Namun penelitian mereka baru dilakukan ketika fase awal penyebaran virus.
Selain itu peneliti ITB juga menggunakan model penyebaran wabah yang terjadi di Korea Selatan dengan kurva Richard untuk simulasi di Indonesia. Mereka juga berharap pemerintah segera mengambil langkah pencegahan seperti dilakukan Negeri Ginseng.
"Bisa dibayangkan bila langkah pencegahan ini tidak dilakukan secara serius," tulis tim PPMS ITB beberapa waktu lalu.
(Baca: Pasien Virus Corona RI Bertambah Lagi jadi 1.528 Orang, 136 Meninggal )