Tiga Kelompok Masyarakat yang Potensial Jadi Sumber Penularan Corona

Dimas Jarot Bayu
8 April 2020, 18:45
Waspada, 3 Kelompok Ini Dinilai Potensial Jadi Sumber Penularan Corona.
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.
Petugas medis memeriksa pasien dengan SWAB Test di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (8/4/2020). Pemerintah menyabut ada 3 kelompok yang berpotensi menjadi sumber penularan virus covid-19.

Pemerintah menyebut ada tiga kelompok yang berpotensi menjadi sumber penularan virus Covid-19. Pemerintah menilai, ketiga kelompok tersebut harus diwaspadai, guna mencegah terjadinya penularan virus corona agar tak meluas di masyarakat.

“Kami harus mewaspadai betul kelompok-kelompok yang potensial menjadi sumber penularan,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Covid-19 Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (8/8).

Yurianto mengatakan, kelompok pertama yang diwaspadai sebagai sumber penularan corona adalah orang-orang yang pernah kontak dekat dengan pasien penderita Covid-19. Kelompok kedua, para tenaga kesehatan yang tengah merawat para penderita corona.

(Baca: Tambahan 218 Kasus, Positif Corona RI Hampir Tembus 3.000 Orang)

Kelompok terakhir adalah masyarakat yang tinggal atau  beraktivitas di daerah yang paling banyak ditemukan kasus corona. Hingga saat ini, daerah yang paling banyak ditemukan kasus corona adalah Jakarta.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, hingga hari ini, ada 1.470 orang di Jakarta yang telah positif corona. Dari jumlah tersebut, 70 orang sembuh dan 104 orang meninggal dunia.

“Inilah gunanya pemerintah menentukan kebijakan untuk lakukan screening, untuk melakukan pemeriksaan penapisan dengan menggunakan metode rapid test,” kata Yurianto.

Pemerintah menurutnya telah mendistribusikan lebih dari 450 ribu alat rapid test ke seluruh Indonesia. Dengan rapid test, pemerintah bisa melakukan penelusuran terhadap ketiga kelompok yang potensial menjadi sumber penularan corona.

(Baca: Serba-serbi Lockdown Wuhan Akibat Covid-19 yang Berakhir Hari Ini)

Jika dari rapid test terhadap kelompok tadi didapatkan hasil positif atau ada indikasi gejala yang semakin berat, maka ketiga kelompok tersebut akan diperiksa melalui metode polymerase chain reaction (PCR).

Sejauh ini, pemerintah telah melakukan lebih dari 15 ribu tes menggunakan metode PCR.“Tes PCR kita adalah tes untuk menegakkan diagnosa dari mekanisme screening yang terarah,” kata dia.

Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...