Berbagai Negara Mulai Longgarkan Lockdown dan Pembatasan Sosial

Martha Ruth Thertina
4 Mei 2020, 17:41
pelonggaran lockdown, corona, pandemi corona, who, pelonggaran psbb
ANTARA FOTO/REUTERS/Nacho Doce/wsj/dj
Pesepeda di pantai Barceloneta, Barcelona, Spanyol, Sabtu (2/5/2020).

Berbagai negara termasuk yang mencatatkan jumlah kasus corona terbesar di dunia mulai melonggarkan kebijakan penutupan wilayah alias lockdown ataupun pembatasan sosial. Beberapa negara melakukan pelonggaran seiring penurunan angka pasien baru. Sedangkan beberapa lainnya dengan pertimbangan ekonomi, meski jumlah pasien baru masih dalam tren kenaikan.

Amerika Serikat yang menjadi negara dengan jumlah kasus corona terbanyak di dunia -- lebih dari 1,1 juta kasus -- tengah mempersiapkan pelonggaran kebijakan. Begitu juga Inggris, dan Rusia yang mencatatkan lebih dari 100 ribu kasus. Meskipun, di ketiga negara tersebut, jumlah penambahan kasus baru masih tinggi.

Berdasarkan data John Hopkins per 3 Mei, terjadi penambahan 25 ribuan kasus baru di Amerika, sedangkan Inggris 4 ribuan kasus baru, dan Rusia lebih dari 10 ribu kasus baru.

(Baca: Tiga Juta Pasien Corona di Dunia, Beberapa Negara Ini Masih Nol Kasus)

Di sisi lain, Prancis yang mencatatkan lebih dari 100 ribu kasus corona telah mengumumkan rencana pelonggaran lockdown. Ini seiring Jumlah kasus baru yang mulai turun ke bawah 1.000 kasus per hari. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan sekolah dan toko akan buka kembali secara bertahap mulai 11 Mei. Namun, restoran, hotel, cafe, dan bioskop akan tetap tutup dalam waktu yang lebih lama.

Dalam Konferensi Pers pada awal Mei, Organisasi Kesehatan Internasional alias WHO menyatakan pihaknya memahami pemerintah kesulitan untuk mempertahankan lockdown. Namun, negara-negara harus mencabut lockdown secara bertahap dan siap untuk kembali memberlakukan larangan-larangan jika kasus corona kembali melonjak.

(Baca: Pelonggaran Lockdown Dunia Dinilai Tak Signifikan Dongkrak Ekspor RI)

Pakar Kedaruratan WHO Mike Ryan mengingatkan agar masyarakat tetap mematuhi aturan jarak fisik dan kebersihan. Pengetesan terhadap terduga corona juga harus terus dilanjutkan. “Kita ingin menghindari situasi di mana pelonggaran dilakukan dengan mudah sehingga kita kembali pada masa penyebaran yang intens dan harus mengendalikannya lagi dari awal,” kata dia seperti dikutip Channel News Asia.

Berikut beberapa negara yang dilaporkan telah melakukan pelonggaran kebijakan lockdown ataupun pembatasan sosial:

Eropa

Spanyol, negara dengan kasus corona terbanyak kedua di dunia, di bawah Amerika Serikat, mulai mengizinkan operasional sektor konstruksi, manufaktur, dan beberapa jasa pada 13 April, tapi karantina yang berlaku di seluruh negeri kemungkinan akan berlangsung hingga Mei.

Berdasarkan data John Hopkins, negeri samba telah melaporkan lebih dari 217 ribu kasus per 3 Mei. Dari angka tersebut, jumlah kasus kematian melebihi 25 ribu, sedangkan kasus sembuh nyaris 119 ribu. Penambahan kasus terbanyak terjadi pada 25 Maret lalu, yakni 9.600 kasus per hari. Saat ini, penambahan kasus kurang dari 1.000 kasus per hari.

Italia, negara dengan kasus corona terbanyak ketiga di dunia, dengan jumlah kematian tertinggi, tetap memberlakukan lockdown di banyak wilayah. Namun, pemerintahnya mengizinkan operasional untuk dua kategori toko yaitu alat tulis dan pakaian anak mulai 14 April.

Berdasarkan data John Hopkins, negara pimpinan Presiden Sergio Mattarella tersebut melaporkan lebih dari 210 ribu kasus per 3 Mei. Dari jumlah kasus yang dilaporkan, hampir 29 ribu di antaranya merupakan kasus kematian, sedangkan sebanyak 81 ribu kasus sembuh. Tingginya angka kematian seiring banyaknya jumlah penduduk lanjut usia.  

Penambahan kasus baru tengah dalam tren turun di negara markas Juventus dan AC Milan tersebut tengah dalam tren turun. Sejauh ini, penambahan kasus baru terbanyak terjadi pada 21 Maret yakni 6.600 kasus dalam sehari, sedangkan saat ini di bawah 2 ribu kasus per hari.

Jerman, negara ekonomi terbesar di Eropa mengizinkan toko-toko dengan luas 800 meter persegi, dealer mobil dan toko sepeda buka kembali mulai 20 April, sedangkan sekolah buka kembali mulai 4 Mei. Negara tersebut juga telah melaporkan lebih dari 150 ribu kasus corona, namun dengan jumlah kematian yang lebih sedikit yakni 6.000 kasus, dan 130 ribu kasus sembuh. Penambahan kasus baru juga telah turun ke bawah 1.000 kasus per hari.

Dikutip dari situs World Economic Forum, beberapa negara Eropa yang juga mulai mengendorkan lockdown seperti Austria, Denmark, dan Polandia. Austria mengizinkan toko-toko non-prioritas dengan luas 400 meter persegi, toko Do It Yourself, dan taman buka mulai 14 April. Pusat perbelanjaan, salon, dan toko yang lebih besar bisa buka mulai 1 Mei. Sedangkan restoran dan hotel bisa mulai buka pada pertengahan Mei.

Sedangkan Denmark, salah satu negara yang pertama kali melakukan penutupan wilayah serta pembatasan kegiatan ekonomi dan sosial, mulai mengizinkan tempat penitipan anak dan sekolah untuk kelas 1 sampai 5 kembali beraktivitas pada 15 April dan tengah mempertimbangkan pelonggaran lebih lanjut.

Polandia mengizinkan hotel dan pusat perbelanjaan untuk kembali buka pada 4 Mei dan memberikan opsi bagi sekolah usia dini untuk buka mulai 6 Mei. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengonfirmasi rencana pemerintah untuk memundurkan Pemilu beberapa minggu dari jadwal pada 10 Mei.

Asia dan Pasifik

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...