Pendanaan Tiongkok di Proyek Trump dan Hary Tanoe Dapat Sorotan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump melunak atas sanksi perdagangan yang diberikan kepada perusahaan Tiongkok ZTE. Sikap lunak ini dikaitkan dengan pendanaan dari Tiongkok sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun untuk proyek properti kerja sama Trump dengan bos Grup MNC Hary Tanoesoedibjo.
Tiongkok memberikan pinjaman sekitar US$ 1 miliar terdiri dari pinjaman pemerintah dan bank swasta masing-masing US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun. Dana tersebut untuk membiayai MNC Lido City, sebuah proyek hunian yang dilengkapi fasilitas seperti lapangan golf, hotel berbintang, resor serta MNC Movie Land yang terletak di Sukabumi, Jawa Barat.
Berdasarkan laporan HuffPost, pendanaan dari Tiongkok untuk proyek MNC Lido City hanya berjarak tiga hari sebelum Trump melonggarkan sanksi untuk ZTE. Beberapa waktu lalu Trump melarang perusahaan AS memasok micro chip dan suku cadang untuk kebutuhan ZTE sehingga membuat perusahaan itu menghentikan operasi di Amerika.
Berdasarkan laporan AFP pada Kamis (10/5) perusahaan konstruksi milik Tiongkok Metallurgical Corporation of China (MCC) menandatangani perjanjian dengan MNC Land untuk membangun proyek MNC Lido City seluas 3.000 hektar. Pembangunan MNC LidoCity disebut akan menggunakan dana pinjaman pemerintah Tiongkok sebesar US$ 500 juta. MCC menyebutkan kerja sama ini sebagai proyek budaya dan pariwisata pertama sebagai respons atas program Belt and Road Initiative.
Sementara itu, kepada Jakarta Globe, Hary Tanoe membantah proyek MNC Lido City mendapatkan pendanaan dari pemerintah Tiongkok. "Itu tidak benar," kata Hary.
Hary menyatakan perusahaannya hanya menandatangani kontrak dengan MCC yang merupakan perusahaan kontraktor milik pemerintah Tiongkok.
Katadata.co.id berupaya mengkonfirmasi ke juru bicara MNC Land, namun belum mendapat tanggapan.
Proyek MNC Lido City ini mulai dijajaki Trump Organization dan MNC sejak 2016 atau sebelum proses pemilihan presiden. Sebelumnya Trump Organization juga bekerja sama dengan MNC untuk membangun proyek properti di Bali pada 2015. Kedekatan dua tokoh itu terlihat saat Hary Tanoe mendapat undangan khusus menghadiri pelantikan Trump sebagai presiden pada Januari 2017.
Setelah kerja sama MNC Lido dan MMC itu, pada Minggu (13/5) Trump mengumumkan di Twitter bahwa dirinya bekerja sama dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk mengembalikan bisnis ZTE dan menginstruksikan Departemen Perdagangan AS untuk menindaklanjutinya.
Pernyataan Trump ini mendapat sorotan berbagai media, yang membuat dia kembali memberikan penjelasan tambahan pada Rabu (16/5). "Tidak ada yang terjadi dengan ZTE kecuali karena berkaitan dengan kesepakatan perdagangan yang lebih besar."
Trump menjelaskan Amerika kehilangan ratusan miliar dolar dari perdagangan dengan Tiongkok karena negara tersebut lebih memahami kebutuhan Amerika. "Amerika belum melihat kebutuhan Tiongkok karena negosiasi yang buruk," kata Trump.
HuffPost menyoroti kebijakan Trump soal ZTE dengan urusan pendanaan proyek MNC Lido City. Kebijakan Trump bertolak belakang dengan janji kampanye yang menyatakan dirinya tak akan mengurus bisnis saat menjadi presiden.
Gedung Putih tidak menanggapi pertanyaan HuffPost mengenai hubungan MNC Lido City dan kebijakan Trump mengenai ZTE. "Hal itu bukan sesuatu yang bisa saya tanggapi," kata Wakil Sekretaris Pers Raj Shah.