Axton, Penerus Kerajaan Bisnis Salim Gencar Beternak Startup

Dimas Jarot Bayu
29 Juli 2017, 23:11
Axton Salim Block 71
Arief Kamaludin|KATADATA

Axton Salim menjadi pusat perhatian saat peresmian Block71 Jakarta di lantai 8 Ariobimo Sentral Building, Kuningan, Jakarta, Jumat (28/7) siang. Calon penerus kerajaan bisnis Grup Salim ini tengah memperkenalkan bisnis startup (usaha perintis) dan digital yang dikelola keluarganya.

Anak dari Anthoni Salim atau generasi ketiga keluarga konglomerat Liem Sioe Liong ini menjadi inisiator startup Block71, fasilitas inkubator hasil kerja sama Grup Salim dan National University of Singapore (NUS) Enterprise. Bangunan seluas 1.500 meter persegi di kawasan Kuningan tersebut disiapkan sebagai penghubung antara pelaku startup Indonesia dan Singapura.

"Jaringan dan pengalaman Grup Salim akan memfasilitasi masuknya startup dan inovasi ke pasar lokal dan memberi manfaat bagi masyarakat," kata Axton saat peresmian Block71 yang dihadiri oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Lim Hng Kiang.

Ia berharap, Block71 dapat membawa pasar Indonesia menuju internasional. Sebab, Block71 sebelumnya telah ada di beberapa negara, seperti Singapura dan San Fransisco. Block71 juga akan didirikan di Suzhou, Cina dalam waktu dekat.

"Kalau untuk startup Indonesia itu kami lihat banyak ide-ide baru. Jadi kami bekerja sama dengan NUS Enterprise agar bisa membawa pasar Indonesia ke Singapura, Cina, dan San Fransisco," kata Axton.

Pria berusia 38 tahun ini pun mengungkapkan, potensi bisnis startup di Indonesia yang cukup besar, menjadikan alasan Grup Salim berinvestasi. "I think opportunity banyak, honestly opportunity banyak. That's why we start investing."

(Baca: Salim Group-NUS Enterprise Bangun Inkubator Start-up di Jakarta)

Selain Block71, Grup Salim juga berinvestasi di startup Popbox Asia Services di Singapura. Popbox menyediakan jasa loker yang memberikan layanan mengirim, menerima, dan mengembalikan paket barang. "Kami masuknya lebih ke value chain. Popbox membantu e-commerce," kata Axton.

Ia terlihat fasih memaparkan seluk-beluk startup dan potensi bisnis digital. Ladang bisnis ini pula yang lazim digarap generasi penerus keluarga konglomerat di Indonesia, antara lain Martin Hartono dari Grup Djarum, Adi Sariaatmadja (PT Elang Mahkota Teknologi) dan John Riady (Grup Lippo).

Yang mungkin membedakannya dengan generasi tersebut adalah Axton sebelumnya sudah terjun dan merambah beberapa sektor usaha lain, khususnya makanan dan bahan pangan yang menjadi andalan bisnis Salim. Axton mendampingi Anthoni saat pencatatan saham perdana anak perusahaan Indofood, yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010. 

Peraih gelar Bachelor of Science Business Administration dari University of Colorado, Amerika Serikat, tahun 2002 ini memang menduduki posisi Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk sejak 2009, dan juga sederet posisi direksi di anak perusahaan.

Dari informasi Linkedin, Axton menjabat diretur di PT Indolakto and Pacsari Pte Ltd, PT Indofood Asahi Sukses Beverage dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Ia pun mendapat kepercayaan sebagai komisaris PT Salim Ivomas Pratama Tbk, PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk dan PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia.

Axton pernah menjadi pusat perhatian di media  sosial ketika mengunggah foto Chitato rasa Indomie Goreng di akun Twitter pada awal 2016 lalu. Ketika itu produk Chitato rasa terbaru tersebut belum beredar di pasaran.

(Baca: Penjualan Produsen Indomie Turun Akibat Kompetisi Ketat dan Daya Beli)

Kini, Axton yang pernah mencicipi dunia investment banking dengan bekerja di Credit Suisse setelah lulus kuliah tersebut terjun menggarap bisnis digital dan mengelola startup. Lahan bisnis ini pun boleh dibilang belum lama digarap oleh Grup Salim.

Di awal tahun ini, Grup Salim membentuk usaha patungan dengan perusahaan asal Jepang, Liquid Inc., untuk mengembangkan layanan pembayaran menggunakan otorisasi sidik jari. Layanan ini rencananya akan diujicobakan kepada 500 ribu karyawan Grup Salim tahun ini.

Jika berhasil, konsumen akan semakin mudah berbelanja di gerai-gerai retail tanpa perlu membawa uang tunai atau kartu kredit.

Lewat akuisisi Bank Ina Perdana beberapa bulan lalu, Grup Salim juga akan mengembangkan layanan digital payment dan digital banking. Transfer dana dan pinjaman bisa dilakukan melalui jaringan Indomaret, dengan 14 ribu gerainya di seluruh Indonesia, yang berfungsi seperti cabang bank.

Berhasil tidaknya menggarap ladang usaha baru tersebut terletak di tangan penerus kerajaan bisnis Salim. Liem Sioe Liong memiliki empat anak, yakni Albert Halim, Andree Halim, Anthoni Salim, dan Mira Salim.

(Baca: Keluarga Salim Ikut Tax Amnesty, Deklarasi Harta Capai Rp 3.405 T)

Namun, tak semua anak Liem tertarik terjun ke dunia bisnis, begitu juga dengan para cucunya. Axton merupakan satu dari 14 cucu Liem yang disebut paling aktif di dunia bisnis, selain Lin Ke Jian, anak dari Andre Halim.

“Di antara generasi kedua keluarga Salim, Anthoni Salim dan Andree Halim yang menonjol, sedangkan pada generasi ketiga yang menonjol adalah Axton Salim dan Lin Ke Jian,” ujar Soetoyo, mantan eksekutif senior Grup Salim, seperti dikutip dari Bisnis Indonesia, 2012.

Anthoni disebut-sebut menyelamatkan Grup Salim ketika krisis ekonomi 1998. Ia yang menjabat Presiden Direktur Indofood,  tercatat sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia versi Forbes 2016 dengan jumlah harta US$ 5,7 miliar atau sekitar Rp 76,9 triliun.

Kini, Axton dengan deretan jabatan strategisnya, mengikuti jejak sang ayah memegang kendali bisnis Grup Salim beserta ladang bisnis baru yang harus dirambahnya.

Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...