Kalbe Farma Bakal Edarkan Produk Biosimilar Tahun Ini
PT Kalbe Farma Tbk bakal mengedarkan dua obat biosimilar yang dibangun anak usaha Kalbe, PT Kalbio Global Medika di Cikarang, tahun ini. Peredaran obat biosimilar diperkirakan akan menambah pendapatan perseroan.
Direktur Corporate Business Development Kalbe Farma Sie Djohan dua produk biosimilar yang akan dirilis Kalbe Farma, yakni jenis granulocyte untuk stimulus sel darah putih dan erythropoietin untuk stimulus sel darah merah. Saat ini, pihaknya masih melihat stabilitas produknya untuk nantinya dilaporkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Kami mesti tunggu enam bulan. Kalau enam bulan diperiksa sudah stabil semua, dokumentasinya harus dilaporkan ke BPOM setelah itu baru dapat izin edarnya. Harapan kami akhir tahun sudah bisa beredar," kata Djohan di Jakarta, Kamis (22/2).
(Baca juga: Kurangi Impor Bahan Baku, Industri Farmasi Butuh Bioteknologi)
Pabrik biosimilar milik anak perusahaan Kalbe ini akan memproduksi obat-obat berbasis bioteknologi dengan investasi mencapai US$ 35 juta. Pabrik dengan luas lahan mencapai 11.000 meter persegi kerja sama dengan Korea dan Tiongkok.
Menurut Djohan, kedua produk Kalbe Farma tersebut akan mampu memenuhi lebih dari setengah kebutuhan dalam negeri ketika pabrik berproduksi komersial. Dia memprediksi, kebutuhan dalam negeri saat ini mencapai dua juta syrene per tahun.
"Saya rasa di atas 50% untuk produk yang dua ini," kata Djohan.
Ketika tahap awal, Djohan memprediksi produk tersebut akan meraup 10% porsi penjualan dari total pendapatan obat resep Kalbe Farma. Dalam lima tahun, ia menargetkan kontribusinya mencapai 25-30%.
"Kalau dibandingkan obat resep Kalbe, kontribusi (biosimilar) baru sekitar 10%. Kami perkirakan kontribusi obat biologi ini akan semakin besar terutama kalau produksinya jalan," kata dia.
(Baca juga: Kalbe Menantang Prodia di Bisnis Laboratorium Klinik)
Menurut Djohan, kapasitas terpasang untuk produksi biosimilar Kalbe saat ini mencapai 10 juta syrene per tahun. Dia merasa kapasitas tersebut akan mencukupi memenuhi kebutuhan obat biosimilar di Indonesia hingga 2025.
"Selain yang dua itu, kita juga akan buat insulin, lalu beberapa obat antibodi monoklomal untuk kanker," kata Djohan.
Djohan mengatakan, pada tahun ini Kalbe optimistis dapat meraih pertumbuhan pendapatan 7-9%. Target ini seriring perbaikan tren daya beli masyarakat di tahun ini. Di samping itu perhelatan Pilkada Serentak dinilainya akan dapat mendongkrak daya beli masyarakat dan berimbas pada konsumsi produk nutrisi dan kesehatan.
Pada 2017 lalu, pendapatan Kalbe Farma yang hanya tumbuh 5% dipicu oleh pelemahan daya beli masyarakat. Angka tersebut lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 8%.