Sido Muncul Andalkan Modernisasi Jamu di Semester Kedua 2017
Emiten jamu dan farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk., memperbaiki modernisasi produk jamu untuk mengikuti kebutuhan konsumen. Upaya ini ditempuh mengatasi kinerja penjualan produk yang menurun pada semester I-2017.
Direktur Keuangan Sido Muncul, Venancia Sri Indrijati, menyebut porsi penjualan jamu tradisional hanya sekitar 15% dari total penjualan produk perusahaan.
Sebagian besar produk sudah dimodernisasi. salah satunya dengan cara memperbarui wujud ataupun rasa dari sejumlah produk baik herbal-suplemen, minuman, dan farmasi.
Venancia mencontohkan produk Tolak Angin yang awalnya berupa serbuk kini bersalin rupa menjadi cair. Aneka rasa juga tersedia dalam produk ini. “Inilah upaya kami untuk terus tumbuh melalui inovasi yang berkelanjutan,” kata dia dalam paparan kinerja publik, Rabu (9/8).
(Baca: Tim Kurator Sita Pabrik dan Seluruh Harta Nyonya Meneer)
Meski begitu, produk tradisional seperti minuman jamu tidak akan dihapus dari daftar produk jual perusahaan mengingat masih adanya ketersediaan pasar untuk produk tersebut. Sepanjang masih ada permintaan dan penjualannya stabil, produk minuman jamu tidak akan berhenti diproduksi.
Selain melalui upaya modernisasi produk, perusahaan juga terus mengupayakan ekspor ke sejumlah negara termasuk negara di kawasan ASEAN dan Afrika terutama Nigeria. Perseroan juga telah membuka kantor cabang di Filipina dan resmi terdaftar di Securities and Exchange Commission, selaku instansi yang berwenang memberikan izin pembukaan kantor cabang di sana, pada 5 Juni 2017.
Aneka upaya itu kemudian diperkuat dengan tetap menggalakkan upaya pemasaran lewat aneka iklan di sejumlah kanal media massa.
Pada semester II-2017, perusahaan akan mendorong beberapa produk andalan seperti Tolak Angin dan kapsul Kulit Manggis untuk terus “tampil” pada tayangan iklan. “Ya supaya penjualannya meningkat,” kata Direktur Pemasaran emiten berkode SIDO Irwan Hidayat.
(Baca: Asosiasi Jamu Harap Pemerintah Selamatkan Nyonya Meneer)
Kendati telah menyampaikan aneka strategi untuk meningkatkan penjualan, direksi Sindo Muncul masih belum berani menyebut target pertumbuhan pendapatan di akhir 2017. Awalnya, perusahaan menargetkan pendapatan yang sama dengan tahun lalu tetapi berkaca dari kinerja keuangan pada semester I-2017, target itu pun perlu penyesuaian.
Venancia mengklaim tengah mencermati kembali target realistis untuk pertumbuhan pendapatan perusahaan pada akhir 2017. “Strateginya masih akan dibahas dan belum bisa disampaikan sekaran,” kata dia.
Penjualan produk Sido Muncul pada semester I-2017 menurun 6,8% menjadi Rp 1,2 triliun dari Rp 1,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Segmen healthy food and beverages, khususnya minuman berenergi seperti Kuku Bima Ener-G, berkontribusi besar pada anjloknya pendapatan perusahaan dengan mengalami penurunan 27%. Adapun dua segmen lain, produk farmasi dan herbal, secara berurutan mengalami peningkatan 15,5% dan 5,9%.
(Baca: Nyonya Meneer Pailit, Bappenas Lihat Bukan Faktor Bisnis Jamu)