Gaet Turis Asing, Kemenparekraf Sponsori Drama Korea Again My Life

Andi M. Arief
9 Mei 2022, 18:17
Poster Drama Korea Again My Life
viu
Poster Drama Korea Again My Life

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) menjadi sponsor salah satu drama Korea populer bertajuk "Again My Life". Tujuan dari program sponsor itu adalah untuk menggaet wisatawan dari negeri ginseng tersebut.

Menteri Parekraf Sandiaga Uno mengatakan, salah satu timbal balik dari mensponsori drama korea tersebut adalah pencantuman logo Wonderful Indonesia di akhir episode. Wonderful Indonesia merupakan wujud promosi Kementerian Parekraf dalam memasarkan pariwisata nasional ke wisman. 

"Saya melihat Korea Selatan itu dari segi ekonomi kreatifnya yang menjadi acuan, dari segi musik, film, dan sebagainya. Ini yang kami lagi coba emulasikan," kata Sandiaga dalam konferensi pers virtual, Senin (9/5). 

Drama Korea "Again My Life" tayang di stasiun televisi Seoul Broadcasting System (SBS) setiap Jumat dan Sabtu malam sejak 8 April 2022. Sejauh ini, "Again My LIfe"  telah tayang sebanyak 10 episode dari total 16 episode. 

Dilansir dari Soompi, "Again My Life" memiliki rating tertinggi di Korea Selatan dibandingkan program yang tayang pada jadwal yang sama atau mencapai 9,6% pada episode 10. Angka tersebut lebih rendah dari rating pada episode 9 yang mencapai 10,1%. 

Selain menjadi sponsor drama Korea, Kementerian Parekraf juga mempromosikan pariwisata Indonesia melalui rempah. Caranya yaitu dengan meningkatkan ekspor bumbu asal Indonesia ke beberapa negara dalam kampanye Spice Up The World.  Sebagai langkah awal, Kementerian Parekraf akan menginventarisasi restoran Indonesia di luar negeri. 

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Parekraf, Rizki Handayani Mustafa, mengatakan salah satu hambatan restoran Indonesia di luar negeri adalah minimnya ketersediaan bumbu Indonesia. Selain itu, tantangan minimnya jumlah restoran Indonesia di luar negeri adalah harga bumbu asal Indonesia yang mahal. 

Menurutnya, kedua masalah tersebut disebabkan oleh ekspor bumbu asal Indonesia dalam jumlah kecil. Dengan demikian, biaya logistik menjadi tidak efisien.

"Ini yang kita lagi tangani bersama Kementerian Perdagangan, besok rencananya rapat dengan teman-teman Kementerian Perdagangan. Kemudian kami bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Indonesian Trade Promotion Center," kata Rizky. 

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan ekspor bumbu dan rempah tumbuh menjadi US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun pada 2024. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai target tersebut yaitu melalui program Indonesia Spice Up The World. 

Saat ini Indonesia berada di peringkat ke-9 negara pemasok rempah-rempah, dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,03 miliar (Rp 14,6 triliun).Ekspor rempah-rempah Indonesia mengalami pertumbuhan yang baik pada tahun 2020 dengan pertumbuhan sebesar 24,27%.

Rempah-rempah yang paling banyak diekspor adalah kecap dan bumbu instan. Sebanyak US$ 12,4 miliar kecap dan bumbu instan dieskpor pada 2020, naik 7,24% dari 2019. Ekspor rempah-rempah ini menyumbangkan 46,1% dari total ekspor rempah-rempah dunia.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...