Forum Bisnis Inovasi Basis Alam Sigi Serap Komitmen Investasi Rp 340 M
Forum Bisnis dan Investasi untuk Inovasi Basis Alam di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah berhasil menghasilkan komitmen investasi sebesar USD 22,7 juta atau setara dengan Rp 340,5 Miliar.
Dari jumlah total tersebut, sebanyak US$ 20 juta dikomitmenkan berbagai pihak untuk mendukung upaya lintas daerah, sementara US$ 2,7 juta khusus akan ditujukan bagi pelaku usaha di Kabupaten Sigi.
Bupati Sigi, Mohamad Irwan mengapresiasi para pelaku usaha dan mitra di Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah yang telah mendorong hilirisasi bernilai tambah dari potensi keanekaragaman hayati. Ini menjadi motivasi daerah untuk terus menjaga kualitas lingkungan.
Selain itu, upaya tersebut juga mampu menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk melirik pendekatan bioekonomi berbasis wilayah dalam mengembangan potensi ekonomi wilayahnya.
“Kabupaten Sigi merupakan salah satu aset bagi Indonesia dan dunia terkait keanekaragaman hayati dan budaya yang berada di Cagar Biosfer Taman Nasional Lore Lindu. Pendekatan bisnis yang inovatif amat kami butuhkan untuk bisa menggerakan roda ekonomi masyarakat sembari menjaga 75% wilayah Kabupaten Sigi yang merupakan kawasan hutan," kata Irwan, pada rangkaian Festival Lestari 5 seperti tertulis dalam siaran Pers, Sabtu (8/7).
Dia mengatakan, fokus mobilisasi investasi dan pengembangan bisnis di Sigi harus inovatif. Hal itu sejalan dengan komitmen kebijakan Sigi Hijau yang ditetapkan sejak tahun 2019.
Lewat pendekatan bioekonomi, dia mengatakan, Kabupaten Sigi membuktikan bahwa pelaku usaha di daerahnya bisa meraih peluang pasar, pendanaan dan investasi. Hal itu dilakukan dengan bermodalkan produk turunan bernilai tinggi dari komoditas agroforestri, hasil hutan bukan kayu, dan perkebunan polikultur seperti kakao, kopi, kelor, kemiri, dan vanili.
Irwan mengatakan, mitra industri dari sektor makanan dan minuman, hotel, restoran dan cafe, kesehatan, herbal dan kecantikan menunjukkan ketertarikan besar terhadap ragam produk yang ditawarkan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Ma’mun Amir, menyampaikan Pemerintah Provinsi Sulteng menargetkan pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 10,36 % pada 2023. Angka tersebut naik 0,86% dari 2022, yang juga menempatkan Sulteng sebagai salah satu provinsi dengan nilai realisasi investasi tertinggi di Indonesia.
“Ke depannya, Pemprov Sulteng berkomitmen untuk mendiversifikasi investasi yang masuk dan memperbesar porsi investasi hijau, karena kami ingin mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan memiliki ketahanan lingkungan, ketahanan pangan, dan ketahanan terhadap bencana tanpa melupakan warisan budaya," ujar Wakil Gubernur Sulawesi Tengah.
Dalam rangkaian kegiatan ini, Forum Komunikasi dan Koordinasi Pengelolaan Cagar Biosfer Lore Lindu juga menyambut baik konsep pengelolaan kawasan cagar biosfer dengan menggunakan pendekatan ekonomi restoratif yang dipelopori Kabupaten Sigi.
Pendekatan ini juga menitikberatkan fokus pada pengembangan pola bisnis bioekonomi lewat hilirisasi produksi kolektif komoditas berbasis alam di lebih dari 56 desa di sekitar Cagar Biosfer Lore Lindu di Sulawesi Tengah.
Konsep ini disambut baik sebagai peluang kolaborasi untuk mendorong ekosistem bisnis dan investasi ramah lingkungan dan ramah sosial di Sulawesi Tengah oleh Koalisi Ekonomi Membumi atau KEM.
Melalui kolaborasi dengan jejaring KEM, berhasil didorong beberapa kerjasama strategis seperti dukungan SMESCO Indonesia melalui SMESCO Hub Timur di Nusa Dua Bali. Kerja sama ini sebagai wadah promosi berbagai produk dan jasa bernilai tambah tinggi dari Cagar Biosfer Lore Lindu.
Direktur Utama Smesco Indonesia, Leonard Theosabatra, menyampaikan kepercayaan dirinya bahwa potensi yang terdapat di Sulawesi Tengah dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
“Saya yakin masih banyak sekali potensi-potensi pengolahan keanekaragaman hayati di wilayah Sulawesi Tengah yang saya lihat di sini dan belum terekspos yang saya yakin dapat berkontribusi pada perekonomian nasional," ujar Leo