Darurat Sampah di Bandung, Pola Kelola Sampah Bakal Diubah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana mengubah pola pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir atau TPA. Hal itu merupakan salah satu tanggapan pemerintah pusat terkait terbakarnya TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung.
Untuk diketahui, TPA Sarimukti seluas 15 hektar terbakar pada pertengahan 19 Agustus 2023, dan belum padam sampai saat ini. Polsek Cipatat menduga gas metana yang berasal dari sampah organik di TPA membuat menjadi salah satu penyebab api belum padam.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan jenis sampah yang seharusnya tiba di TPA hanya sampah residu. Secara sederhana, sampah residu adalah popok bekas, bekas pembalut, atau puntung rokok.
"Mudah-mudahan api di TPA Sarimukti segera padam dan diubah pola penanganan sampah di Bandung. Ini tidak hanya akan dilakukan di Bandung, tapi secara keseluruhan pola penanganan sampah di dalam negeri," kata Diana kepada Katadata.co.id, Rabu (30/8).
Diana menyampaikan pemilihan sampah seharusnya terjadi di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu atau TPST. Walau demikian, Diana memahami kemampuan pemerintah daerah untuk pengelolaan sampah cukup terbatas.
Diana mencatat anggaran pengelolaan sampah di Kementerian Dalam Negeri hanya 2%. Alhasil, Diana mengatakan ada beberapa TPA lain yang memiliki potensi terjadinya bencana seperti TPA Sarimukti.
Walau demikian, Diana menyampaikan telah ada beberapa TPA dengan pengelolaan yang baik, seperti beberapa TPA di Banyuwangi, Jawa Timur. Oleh karena itu, Diana mendorong pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan pihak swasta dalam pengoperasian TPST.
"Kalau dengan swasta bisa mendorong TPST supaya dapat untuk. Saya ingin mensosialisasikan ini ke teman-teman di daerah," katanya.
Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran senilai Rp 5,26 triliun untuk kebutuhan sanitasi tahun depan. Salah satu program sanitasi yang dimaksud adalah pembangunan sistem pengelolaan persampahan untuk 231.013 kepala keluarga.
Salah satu infrastruktur dalam program sistem pengelolaan persampahan adalah delapan TPST di Banyuasin, Gianyar, Bandung, Bekasi, Indramayu, Depok, Cianjur, Cilegon, Padang, Tuban, Nias Utara, dan Cimahi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi Chanifah Listyarini menyampaikan terbakarnya TPA Sarimukti membuat proses pengelolaan sampah di kotanya tersendat. Alhasil, kini sampah yang tidak dipindahkan ke TPA memenuhi pinggiran jalan.
Chanifah menyampaikan TPA Sarimukti merupakan satu-satunya tempat pembuangan akhir di Kota Cimahi. Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi menunjukkan TPA Sarimukti menyerap 70% dari total sampah di Cimahi atau sebanyak 157 ton per hari.
Chanifah mencatat lubernya sampah ke jalanan Kota Cimahi kali ini merupakan kali kedua. Menurutnya, kejadian pertama terjadi pada 2006 saat TPA Leuwigajah masih beroperasi.
Kejadian yang dimaksud Chanifah adalah longsoran sampah setinggi 60 meter akibat hujan deras. Longsoran tersebut disebabkan oleh gas metan yang terjebak di tumpukan campuran sampah organik dan anorganik.
"Saat ini, karena produksi sampah tidak bisa ditahan setiap hari, kami masih berkoordinasi untuk membersihkan sampah eksisting. Kami sudah menyiapkan 1-2 tempat transit sampah," kata Chanifah kepada Katadata.co.id, Rabu (30/8).