RI Butuh 60 Juta Lapangan Kerja di 2030 agar Anak Muda Tak jadi Beban
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan perlu ada 60 juta lapangan kerja agar bonus demografi yang mencapai puncaknya pada 2030 tidak menjadi beban. Pencipataan lapangan kerja tersebut dibutuhkan agar 80% terjamin secara ekonomi atau masuk dalam kelompok kelas menengah pada 2045.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marinves Mochammad Firman Hidayat mengatakan, penciptaan lapangan pekerjaan dibutuhkan agar pertumbuhan ekonomi nasional dapat menembus 6%. Firman menghitung, rata-rata pertumbuhan ekonomi pada 2024-2030 harus mencapai 6,6%.
"Kalau pertumbuhan ekonomi tidak bisa meningkat cukup cepat dalam lima tahun ke depan, maka bonus demografi ini akan menjadi beban karena kita tidak bisa menciptakan lapangan kerja yang cukup," kata Firman dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/12).
Firman menegaskan, lintasan pertumbuhan ekonomi dalam 5-10 tahun ke depan akan menjadi kunci realisasi visi Indonesia Emas 2045. Maka dari itu, menurut dia, hilirisasi menjadi kunci pertumbuhan perekonomian nasional.
Firman menjelaskan program hilirisasi akan banyak menciptakan lapangan kerja. Salah satu komoditas yang berpotensi masuk dalam program hilirisasi yang disinggung adalah rumput laut.
Ia mencatat, pasar produk hilir rumput laut akan besar pada 2040, seperti nilai pasar pupuk organik yang mencapai US$ 10 miliar dan plastik ramah lingkungan lebih dari US$ 40 miliar pada 2040. Oleh karena itu, Firman mengatakan pemerintah akan memulai proyek percontohan budidaya rumput laut pada tahun depan.
Proyek percontohan tersebut akan dilakukan di wilayah pesisir seluas 50.000 hektar dengan investasi senilai US$ 2 juta atau Rp 31,06 miliar. Proyek percontohan tersebut akan menyerap tenaga kerja hingga 100 orang.
Firman mengatakan proyek percontohan tersebut akan diperluas menjadi 100.000 hektar jika dinilai berhasil. Dengan demikian, serapan tenaga kerja ikut bertambah menjadi 200 orang.
Menurutnya, proyek percontohan tersebut merupakan bagian dari target pengembangan budidaya rumput laut seluas 1,2 juta hektar. Alhasil, tenaga kerja yang dapat diserap dari program tersebut mencapai 2.400 orang.
"Ini belum bicara penyerapan tenaga kerja dari proses hilirisasi di pabrik. Jadi, multiplier effect dari tahapan hilirisasi rumput laut akan sangat banyak dari sisi tenaga kerja," ujarnya.