Harga Daging Ayam dan Telur Ayam Makin Mahal, Apa Penyebabnya?

Ringkasan
- Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami kenaikan 11,76% menjadi Rp 57 per lembar saham pada perdagangan, rebound dari Rp 50, dengan volume perdagangan mencapai 5,88 miliar saham dan nilai transaksi Rp 319,48 miliar. Kinerja saham GOTO menunjukkan peningkatan 14% dalam seminggu terakhir namun turun 17,39% dalam tiga bulan dan 33,72% dalam enam bulan.
- Mantan Komisaris dan Co-Chairman GOTO, William Tanuwijaya, membeli saham GOTO sebanyak 1.065.093.550 saham Seri A, meningkatkan total kepemilikannya menjadi 8,36 miliar saham. Diperkirakan William menghabiskan sekitar Rp 54,31 miliar untuk pembelian tersebut, mempertahankan kepemilikan saham Seri A sebesar 0,70% dari total saham beredar.
- Simon Tak Leung Ho akan menggantikan Jacky Lo sebagai Chief Financial Officer (CFO) baru GOTO, efektif mulai 30 Agustus 2024, menunggu persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, mengakui kontribusi Simon sebagai asset berharga bagi perusahaan dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan memuji kontribusi Jacky dalam meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.

Badan Pangan Nasional atau Bapanas mendata harga telur ayam dan daging ayam terus naik, terutama sejak akhir 2023. Namun kenaikan harga kedua komoditas tersebut disebabkan oleh kondisi yang berbeda.
Berdasarkan data Bapanas, rata-rata nasional harga telur ayam naik 1,11% pada Desember 2023 menjadi Rp 28.230 per kilogram dibandingkan November 2023 senilai Rp 27.920 per kg. Harga telur ayam tertinggi ditemukan di Papua hingga Rp 38.430 per kg, sedangkan harga terendah di Sulawesi Selatan atau hanya Rp 24.990 per kg.
Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi memproyeksi, rata-rata nasional harga telur ayam akan terus naik hingga menyentuh Rp 30.000 per kg. Menurutnya, hal tersebut disebabkan strategi peternak yang mengurangi ayam petelur guna meningkatkan harga telur di pasar.
Musbar menjelaskan, harga telur ayam yang diterima peternak saat ini antara Rp 22.000 sampai Rp 24.000 per kg. Padahal, menurut dia, harga telur ayam seharusnya Rp 27.000 per kg karena harga pakan jagung di tingkat petani telah mencapai lebih dari Rp 8.000 per kg.
"Permasalahan utama saat ini biaya produksi naik, tetapi daya beli masyarakat tidak kuat membeli dengan harga normal. Kalau peternak rugi, mereka akan menurunkan populasi ayam petelur," kata Musbar kepada Katadata.co.id, Rabu (3/1).
Bapanas mendata, harga jagung di tingkat peternak konsisten tumbuh setidaknya sepanjang Desember 2023. Rata-rata nasional harga jagung di tingkat peternak telah mencapai Rp 7.440 per kg.
Musbar melaporkan, harga jagung tingkat peternak di Pulau Jawa telah menyentuh Rp 8.500 atau lebih tinggi 14,24% dari rata-rata nasional. Musbar menghitung harga pakan jagung berkontribusi hingga 50% dari harga pokok produksi atau HPP telur ayam.
"Karena biaya pakan tinggi dan daya beli masyarakat tidak terdorong naik, akhirnya yang dilakukan peternak mengurangi populasi ayam sehingga pasokan telur ke pasar berkurang," katanya.
Di sisi lain, Wakil Sekretaris Jenderal I Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia Muchlis Wahyudi mengatakan kenaikan harga daging ayam bukan didorong oleh langkah yang diambil peternak. Menurutnya, kenaikan harga daging ayam di pasar tidak dirasakan oleh peternak.
Bapanas mendata, harga daging ayam konsisten naik sejak November 2023. Harga daging ayam saat ini telah menyentuh Rp 35.610 per kg hari ini, Rabu (3/1). Angka tersebut tumbuh 3,24% dari rata-rata nasional harga daging ayam per November 2023 senilai Rp 34.490 per kg.
Muchlis mencatat HPP bersih daging ayam sekitar Rp 32.000 per kg lantaran harga daging ayam di tingkat peternak maksimal Rp 19.000 per kg pada akhir 2023. Namun, Muchlis menyampaikan harga daging ayam di tingkat peternak di Pulau Jawa saat ini antara Rp 15.500 sampai Rp 18.000 per kg.
"Kenaikan daging ayam di pasar karena kelakuan tengkulak alias broker. Mereka tahu psikologis penjualan ayam hidup saat pasokan ayam menumpuk di tingkat petani," kata Muchlis kepada Katadata.co.id.
Oleh karena itu, Muchlis mengaku peternak ayam pedaging rakyat telah mengurangi populasi ayamnya. Namun pasokan ayam pedaging tetap berlebih karena produksi peternak ayam pedaging skala besar.
Maka dari itu, Muchlis mengatakan harga daging ayam di tingkat peternak justru terkoreksi sejak awal tahun ini. Secara rinci, harga daging ayam di beberapa daerah produsen justru jatuh, seperti Jawa Tengah menjadi Rp 14.000 per kg, Jawa Barat menjadi Rp 15.000 per kg, dan Jawa Timur menjadi Rp 16.000 per kg.
Pada saat yang sama, Muchlis mengatakan HPP daging ayam di tingkat peternak saat ini mencapai Rp 20.000 per kg. Hal tersebut disebabkan pakan jagung yang telah dilego Rp 9.000 per kg kepada peternak ayam pedaging.
"Jadi, harga daging ayam hanya naik di pasar, sedangkan harga daging ayam di tingkat peternak hancur," ujarnya.