Jabar Ingin Bangun Dua Jalur LRT Bandung Raya, Butuh Rp 20 Triliun

Agustiyanti
10 Januari 2024, 09:44
LRT, LRT Bandung Raya
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Ilustrasi. Pemprov Jawa Barat ingin membangun LRT Bandung Raya.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana membangun Lintas Rel Terpadu atau LRT Bandung Raya yang akan dimulai dengan pembangunan ruas  Leuwipanjang-Tegalluar dan dilanjutkan ruas Leuwipanjang-Dago. Pemprov memperkirakan kebutuhan investasi untuk membangun dua ruas LRT tersebut mencapai Rp 20 triliun. 

Pelaksana harian (Plh) Sekda Provinsi Jawa Barat Mohammad Taufiq Budi Santoso mengatakan, rencana pembangunan dua ruas LRT tersebut kini masih berproses, yakni dalam tahap kelengkapan dokumen. Pihaknya juga tengah mempersiapkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu), terkait modal pembangunan.

"LRT mudah-mudahan ya. Kita mengatur waktu penandatanganan kesepakatan induk dengan Kemenkeu. Nanti lebih baik Pak Pj Gubernur (Bey Machmudin) yang menyampaikan. Prioritas Utara-Selatan, kemudian nanti Leuwipanjang-Tegalluar, kebutuhan Rp 20 triliun untuk dua ruas itu," kata Taufiq, seperti dikutip dari Antara, Rabu (10/1).

Taufiq mengatakan, moda transportasi LRT ini diproyeksikan akan terintegrasi dengan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh. Pihaknya pun turut menyiasati pembangunan LRT untuk dapat melibatkan banyak pihak, salah satunya adalah swasta, melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

"Dana dibantu APBN melalui Kemenkeu. Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan. LRT ingin kita campur sumber pendanaan dengan KPBU," ucapnya.

LRT yang akan menjadi moda pengumpan (feeder) bagi KCJB Whoosh dan transportasi massal di Kota Bandung ini, diharapkan dapat segera mulai dibangun paling lambat pada 2027 mendatang.

Selain Bandung, Pemerintah Provinsi Bali juga berencana untuk membangun LRT dengan rute Bandara hingga Canggu. Kementerian Perhubungan menyebut, pembangunan kereta api ringan atau LRT Bali fase 1A akan menelan biaya mencapai Rp 8,8 triliun. Proyek ini rencananya dibiayai menggunakan program Official Development Assistance atau program bantuan pemerintah Korea Selatan. 

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, LRT Bali fase 1 A akan dibangun dengan panjang lintasan 5,3 km. Pembangunannya membutuhkan waktu sekitar tiga tahun. "Masih harus ditender meskipun Korea Selatan sudah melakukan studi," kata Adita  kepada Katadata.co.id, Senin (18/12).

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...