Ekspor 2023 Jeblok, Cina Masih Cetak Surplus Dagang Rp 12.706 Triliun
Ekspor Cina selama setahun penuh turun untuk pertama kalinya sejak tahun 2016 akibat melambatnya permintaan global. Meski demikian, Cina masih mencetak surplus perdagangan mencapai US$ 823 miliar atau setara Rp 12.706 triliun menggunakan asumsi kurs Jisdor akhir 2023 Rp 15.439 per dolar AS.
Bea Cukai Cina pada Jumat (12/1) merilis, kinerja ekspor yang diukur dalam dolar AS mencapai US$ 3,38 triliun pada 2023, turun 4,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor Cina meningkat sebesar 7% pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Cina terakhir kali mencatatkan penurunan kinerja ekspor setahun penuh pada 2016. Ekspor Cina saat itu turun 7,7% karena lemahnya permintaan.
Di sisi lain, impor Cina pada tahun lalu juga turun 5,5% menjadi US$ 2,56 triliun. Hal ini membuat negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini memiliki surplus perdagangan sebesar US$823 miliar.
“Pemulihan ekonomi global lemah dalam satu tahun terakhir,” ujar Lyu Daliang, juru bicara Administrasi Umum Bea Cukai, mengatakan pada konferensi pers hari Jumat di Beijing, seperti dikutip dari CNN.
Ia mengatakan, permintaan eksternal yang lesu telah memukul ekspor Cina. Daliang pun memperkirakan ekspor Cina pada 2024 akan terus menghadapi tantangan, karena permintaan global kemungkinan akan tetap lemah. Proteksionisme dan unilateralisme yang dilakukan sejumlah negara juga akan menghambat ekspor.
Mengutip CNBC, ASEAN adalah mitra dagang terbesar Tiongkok secara regional pada tahun 2023, diikuti oleh Uni Eropa. Sementara berdasarkan negaranya, Amerika Serikat masih menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok.
Laporan terbaru Bea Cukai Cina juga mencatat terjadi lonjakan perdagangan antara Cina dengan Rusia. Ekspor Cina ke Rusia naik 47% pada tahun lalu, sedangkan impor naik hampir 13%. Salah satu jenis komoditas ekspor Cina ke Rusia yang melonjak adalah mobil.
“Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, banyak produsen mobil meninggalkan negara tersebut. Dalam sebelas bulan pertama tahun 2023, nilai pengiriman mobil ke Rusia meningkat sekitar enam kali lipat dibandingkan tahun 2022," kata dia.