Surat Kabar Los Angeles Times Berencana PHK 100 Jurnalis
Los Angeles Times berencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap setidaknya 100 jurnalis atau 20% dari ruang redaksi mereka. PHK dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi tekanan keuangan yang dihadapi surat kabar tersebut.
Serikat kerja surat kabar tersebut tidak terima dengan keputusan manajemen dan akan mengadakan aksi mogok kerja pada Jumat (19/1) waktu setempat.
“Manajemen harus datang ke meja perundingan dengan itikad baik dan menyusun rencana pembelian bersama kami yang pertama-tama akan mengartikulasikan jumlah karyawan atau penghematan biaya yang mereka tuju,” kata serikat tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/1).
Mereka menambahkan bahwa manajemen harus mencoba agar angka PHK sesedikit mungkin.
Dalam tanggapan melalui email kepada Reuters, serikat tersebut mengatakan mereka tidak mengetahui jumlah PHK. "Manajemen menolak untuk mengatakan apa yang terjadi, dan itulah alasan kami akan keluar besok," demikian pernyataan serikat pekerja tersebut.
Di sisi lain, Los Angeles Times menyatakan kecewa dengan keputusan serikat kerja untuk melakukan aksi mogok tetapi menghormati keputusan tersebut.
Editor eksekutif surat kabar tersebut, Kevin Merida, pada pekan lalu mengumumkan bahwa ia mengundurkan diri setelah dua setengah tahun menjalankan perannya di media tersebut.
Organisasi media tengah berjuang untuk menemukan model bisnis yang layak di era digital. Pada bulan Oktober, Washington Post mengumumkan akan menawarkan pengunduran diri sukarela kepada stafnya untuk mengurangi jumlah karyawan sebanyak 240 orang setelah jumlah langganan, lalu lintas, dan iklan tidak mencapai target,
Menurut laporan Challenger, Gray & Christmas, industri media AS mengumumkan 17.436 PHK setahun terakhir berdasarkan data1 Juni 2023. jumlah PHK tertinggi yang pernah tercatat. Semetara berdasarkan Pew Research Center, total karyawan ruang redaksi di Amerika Serikat turun dari 114.000 menjadi 85.000 antara tahun 2008 dan 2020.