Ramai Diboikot, Starbucks Bantah Beri Dukungan Finansial ke Israel

Agustiyanti
19 Januari 2024, 15:25
starbucks, boikot, boikot israel
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi Starbucks di kawasan Summarecon Mall Bekasi, Jawa Barat (4/4).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Starbucks membantah rumor terkait dukungan pendanaan dari gerai kopi tersebut maupun CEO Starbucks Howard Schultz kepada pemerintah Israel. Jaringan gerai kopi global ini ramai diboikot di tengah perang di Gaza, Palestina. 

"Rumor bahwa Starbucks atau Howard memberikan dukungan keuangan kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel adalah tidak tepat," demikian pernyataan Starbucks Corporation, seperti dikutip dari situs Starbucks Indonesia, Jumat (19/1). 

Starbucks menegaskan bahwa mereka adalah perusahaan publik sehingga diwajibkan untuk menyampaikan setiap pemberian perusahaan melalui proxy statement setiap tahunnyaPerusahaan juga memastikan tidak mendapatkan keuntungan dari pemerintah Israel. 

Gerai kopi yang berasal dari Amerika Serikat ini saat ini mimiliki jaringan di 86 negara dengan total karyawan mencapai 400 ribu orang. Starbucks, antara lain memiliki 1.900 gerai di 11 wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara yang mempekerjakan lebih dari 19.000 karyawan. 

"Starbucks telah berada di Timur Tengah selama lebih dari 20 tahun," kata Starbucks. 

Di Timur Tengah dan Afirka Utara, mereka bermitra dengan pengusaha lokal Alshaya Group. Mereka sejauh ini hanya memiliki gerai di Bahrain, Mesir, Yordania, Kuwait, Lebanon, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Uni Emirat Arab.

Starbucks pun memastikan bahwa posisi mereka tidak berubah, yakni tetap menjunjung tinggi kemanusiaan. Mereka mengutuk kekerasan, hilangnya nyawa orang yang tak berdosa, serta semua ujaran kebencian dan senjata.

"Informasi yang salah ini menyebabkan tindakan kekerasan dan vandalisme yang terisolasi di beberapa gerai kami di seluruh dunia. Penting bagi kami untuk meluruskan hal ini," kata Starbucks. 

Starbucks merupakan salah satu merek yang ramai diboikot setelah perang di Gaza meletus pada 7 Oktober 2023. Gera-gerai kopi mereka di beberapa negara mayoritas penduduk muslim, seperti Timur Tengah dan Malaysia sepi pengunjung. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...