Atasi Kekeringan Sawah, Pemerintah Bangun Bendungan hingga Beli Pompa

Andi M. Arief
1 April 2024, 16:43
sawah, kekeringan
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU
Petani memanen padi di areal persawahan Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (18/3/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Pemerintah memilih strategi intensifikasi tanam dalam menggenjot produksi beras sepanjang 2024. Setidaknya ada dua kementerian yang berkontribusi dalam intensifikasi tersebut, yakni Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, telah menggenjot indeks pertanaman atau IP dari 1,4 menjadi 2,0 pada 395.000 hektare lahan eksisting. Dengan demikian, lebih dari separuh luas sawah di Indonesia dari total 735 ribu hektare yang kini panen hingga dua kali dalam setahun dari sebelumnya 1,4 kali. 

Basuki menyampaikan, peningkatan tersebut dapat dilakukan akibat pembangunan bendungan, rehabilitasi irigasi, pembangunan jaringan irigasi air tanah, dan embung.

"Kalau satu hektar sawah bisa menghasilkan lima ton beras, dengan peningkatan IP pada sekitar 400.000 hektar sawah sudah bisa menambah produksi minimal 1,5 juta ton sampai 2 juta ton," kata Basuki dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Senin (1/4).

Basuki mengatakan, pihaknya telah mengoperasikan 36 dari 61 bendungan yang dibangun sejak 2014. Menurutnya, 36 bendungan tersebut mampu meningkatkan IP pada daerah irigasi seluas 63.000 hektare.  Namun demikian,  kontribusi intensifikasi terbesar datang dari rehabilitasi irigasi atau menambah luas tanam hingga 255.000 hektare. Walau demikian, Basuki mengakui telah melakukan ekstensifikasi sawah dengan membagun 3.676 unit jaringan irigasi air tanah.

"Luas tanah yang tadinya tidak ada sumo dan tidak ada tanaman, setelah adanya sumur bisa menambah 75.000 hektare luas tanam," katanya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memilih pompanisasi sebagai solusi cepat kekeringan panjang sejak tahun lalu. Secara singkat, pompanisasi adalah pemanfaatan air dangkal atau air tanah dengan pompa ke lahan pertanian.

Amran mengaku Presiden Joko Widodo telah menyetujui pembelian pompa dalam strategi tersebut senilai Rp 5,8 triliun. Menurutnya, pompanisasi dipilih sebagai jawaban lantaran ekstensifikasi sawah membutuhkan waktu hingga tiga tahun agar dapat menghasilkan panen yang baik.

"Sawah dengan pompanisasi itu bisa menghasilkan seminggu kemudian. Bisa kita berproduksi," ujarnya.

Amran menekankan strategi tersebut penting untuk mengamankan volume panen pada pertengahan 2024. Badan Pusat Statistik memproyeksi neraca produksi beras berada di zona hijau pada Maret-Mei 2024. Puncak panen bergeser dari Maret ke April menjadi 4,9 juta ton.

Secara rinci, volume panen pada Mei 2024 diperkirakan sejumlah 3,35 juta ton. Amran menilai hal tersebut dimungkinkan lantaran total luas tanam hingga Januari 2024 menembus 1 juta hektare.

"Jadi, volume panen empat bulan ke depan aman, tapi panen pada Juni dan Juli harus disiapkan dari sekarang," katanya.


Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...