Menteri Bahlil akan Sambangi Foxconn demi Percepat Investasi
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia berencana untuk menyambangi markas Foxconn di Taiwan dalam waktu dekat. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mempercepat realisasi produsen barang elektronik terbesar dunia tersebut di dalam negeri.
Foxconn telah berminat untuk berinvestasi di dalam negeri sejak 2012. Minat tersebut direncanakan terealisasi pada 2022 untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik nasional.
Realisasi investasi tersebut diundur menjadi akhir 2023 dan masih belum terealisasi hingga saat ini. "Untuk urusan realisasi investasi Foxconn ini butuh usaha yang luar biasa sekali. Masih ada satu sampai dua bagian ayng harus saya cocokkan dengan apa yang merak ajukan," kata Bahlil di kantornya, Senin (29/4).
Bahlil mengaku tidak menjelaskan kendala realisasi investasi Foxconn di dalam negeri. Bahlil menilai realisasi investasi Foxconn di dalam negeri merupakan tugas terbesarnya yang belum rampung.
Ia mengatakan pemerintah telah mengincar Foxconn untuk membangun fasilitas produksinya di dalam negeri. Sebab, perusahaan tersebut telah berhasil berkontribusi hingga 15% dari nilai ekspor Cina.
"Kontribusi Foxconn kurang lebih sekitar 10% sampai 15% dari total ekspor Cina ke dunia. Kalau Foxconn itu masuk ke Indonesia, top itu," katanya.
Bahlil memaparkan, investasi pada ekosistem kendaraan listrik pada kuartal pertama 2024 mencapai Rp 800 miliar. Angka tersebut lebih rendah 38,46% dari capaian kuartal keempat tahun lalu senilai Rp 1,3 triliun.
Ia menjelaskan investasi ekosistem kendaraan listrik pada kuartal pertama 2024 terbatas pada pembangunan produksi baterai kendaraan listrik. Sementara itu, Kementerian Investasi tidak memasukkan nilai investasi di bidang pertambangan, pemurnian mineral, pabrik prekursor, dan pabrik katoda.
Oleh karena itu, Bahlil menekankan investasi ekosistem kendaraan listrik tetap berjalan, khususnya dalam bidang pemurnian mineral dan produksi prekursor. "Investasi LG dan CATL jalan semua. Tidak ada yang macet dan tidak ada yang berjalan lambat," ujarnya.
Di samping itu, Bahlil menyampaikan Ford Motor Company telah merealisasikan investasinya di ekosistem kendaraan listrik nasional. Selain itu, Volkswagen AG telah menyampaikan lokasi pembangunan tambang nikel di Pulau Sulawesi ke pemerintah.
"Volkswagen jadi akan bekerja sama dengan Huayo dan Vale dalam pembangunan tambang nikel di Pulau Sulawesi. Jadi, tidak ada investasi ekosistem kendaraan listrik yang lambat," katanya.