Resmi Menutup Pabrik di Purwakarta, Ini Rekam Jejak Kerugian Bata

Dini Pramita
5 Mei 2024, 02:11
Sepatu Bata digugat PKPU di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Bata memiliki jejak bisnis yang panjang di Indonesia nyaris selama satu abad. Merek sepatu asal Ceko ini pertama kali hadir tahun 1931 di Indonesia.
bata.id
Ilustrasi. Gerai sepatu Bata.
Button AI Summarize

Produsen alas kaki PT Sepatu Bata Tbk (BATA) resmi menutup operasional pabrik yang berada di Purwakarta, Jawa Barat, pada 30 April 2024. Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI)yang disampaikan manajemen BATA, penutupan pabrik tersebut dilakukan karena kerugian produksi yang tak dapat dihindari.

Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko, mengatakan manajemen telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan produksi pabrik yang telah beroperasi selama nyaris 30 tahun tersebut. Namun, selama empat tahun berjalan di tengah kerugian, bisnis tetap tidak bisa pulih. "Kerugian dan tantangan industri akibat pandemi, ditambah perubahan perilaku konsumen yang sangat cepat, tidak dapat membendung kerugian," kata dia, Sabtu (4/5/2024).

Hatta mengatakan operasional pabrik di Purwakarta terpaksa dihentikan karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik tersebut terus menurun. Bahkan, ia menjelaskan, kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan di dalam negeri.

Rekam Jejak Kerugian Bata

Produsen kasut asal Ceko tersebut tercatat mulai mencatatkan kerugian pada 2020. Berdasarkan penelusuran, Bata mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 177,76 miliar pada 2020. Pada 2021, catatan rugi bersih Bata menyusut sebesar 71,18% menjadi Rp 51,207 miliar.

Kerugian tersebut disebabkan angka penjualan yang tidak mencapai target. Pada 2021, penjualan Bata tercatat merosot 4,57% menjadi Rp 438,48 miliar. Besarnya beban penjualan dan pemasaran menjadi tekanan tambahan yang besar bagi Bata dengan nilai sebesar Rp 194,019 miliar.

Pada 2022, catatan kerugian Bata justru semakin membengkak, meskipun terdapat sedikit perbaikan pada tahun sebelumnya. Saat itu, Bata membukukan kerugian sebesar Rp 105,91 miliar atau meroket sebesar 106,85% dalam setahun.

Padahal, di tahun tersebut Bata mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 46,74% dengan nilai Rp 643,45 miliar, dibandingkan penjualan pada tahun sebelumnya yang hanya meraup Rp 438,48 miliar. Persoalannya, peningkatan penjualan juga ikut meningkatkan beban pokok penjualan yang tercatat sebesar Rp 383,43 miliar. Nilai beban pokok penjualan sepanjang 2022 tersebut, meningkat 57,99% dari nilai di tahun sebelumnya sebesar Rp 242,71 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...