Apakah Program Kartu Prakerja Lanjut di Pemerintahan Prabowo?
Manajemen Pelaksana atau PMO Program Prakerja tengah menyusun anggaran untuk Tahun Anggaran 2025. Namun, manajemen mengaku belum tahu secara pasti apakah program tersebut akan dilanjutkan pada pemerintahan selanjutnya.
"Kami menunggu arahan untuk Tahun Anggaran 2025 terkait skema operasi yang akan diterapkan Program Prakerja, itu arahan dari Komite Cipta Kerja," kata Direktur Pemantauan dan Evaluasi PMO Prakerja Cahyo Prihadi di Jakarta Pusat, Rabu (15/5).
Cahyo menyampaikan, anggaran Prakerja pada tahun ini mencapai Rp 5 triliun untuk pelatihan kepada 1,14 juta orang. Menurutnya, total peserta Prakerja yang telah diterima sejauh ini mencapai 850 ribu orang.
Ia mencatat, rata-rata jumlah pendaftar Prakerja sepanjang tahun lalu sekitar 600 ribu orang. Dengan demikian, perbandingan penerimaan dan pendaftar sepanjang 2023 mencapai sekitar 1:5 orang.
"Pembukaan pendaftaran terakhir hanya dibuka untuk 250.000 orang, sedikit lagi target 1,14 juta orang akan kami capai," ujarnya.
Direktur Eksekutif PMO Prakerja Denni Puspa Purbasari menyatakan, total alumni program Kartu Prakerja yang menjadi angkatan kerja mencapai 40%. Data tersebut didapatkan dari survei yang diberikan pada alumni setahun setelah menjalani program. Adapun total alumni program yang sudah berjalan sejak April 2020 ini telah mencapai 17,5 juta orang.
"Kami tidak melacak alumni Kartu Prakerja 3-4 tahun setelah pelatihan, tapi dalam waktu satu tahun setelah pelatihan sebanyak 30% sudah bekerja," kata Denni di Ballroom Hotel Kempinski, Selasa (23/1).
Denni menjelaskan, sebagian alumni Kartu Prakerja membuka usaha sendiri, sedangkan sebagian lain menjadi karyawan, buruh, maupun pegawai. Oleh karena itu, Denni menilai program Kartu Prakerja memberikan dampak positif bagi peserta.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mencatat tingkat pengangguran terbuka mencapai 5,32% dari angkatan kerja atau 7,86 juta orang pada Agustus 2023. Angka tersebut diperburuk dengan jumlah lulusan Sekolah Menengah Atas yang mencapai 3,54 juta orang per tahun.
Airlangga menilai angka tersebut sejalan dengan jumlah bayi yang lahir dalam setahun atau sekitar 5 juta bayi. Ia meyakini angka tersebut dapat ditekan melalui program Kartu Prakerja. Sebab, Airlangga menyatakan tidak ada institusi pendidikan yang mampu melatih sekitar 1 juta orang per tahun untuk diterima pasar kerja.