ID Food Kaji Pemenuhan Program Minum Susu Gratis dengan Susu Ikan

Andi M. Arief
4 September 2024, 17:13
susu gratis, susu, susu ikan
ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/foc.
Dua orang guru membagikan susu sapi murni kepada siswa SD Negeri 1 Sudagaran, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (5/8/2024). Kementerian Pertanian menyiapkan Kabupaten Banyumas, Jateng, sebagai percontohan gerakan minum susu dengan melakukan sosialisasi dan uji coba gerakan minum susu yang mencakup 34 SD dan 2 MI dengan total mencapai lima ribuan siswa, bersumber dari produksi susu Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food mulai mengkaji pengadaan susu dari sumber alternatif untuk program Minum Susu Gratis tahun depan. Salah satu sumber yang sedang dikaji adalah susu ikan.

Direktur Utama ID Food Sis Apik Wijayanto mengatakan pembangunan peternakan mega farm sapi perah memerlukan waktu dua sampai tiga tahun. Walau demikian, Sis Apik tetap berencana mengoptimalkan penyerapan peternak sapi perah lokal.

"Ini masih dalam kajian. Usulan ini disampaikan beberapa tokoh masyarakat kemarin, tapi aroma dari susu ikan masih perlu perbaikan," kata Sis Apik di Gedung DPR, Rabu (4/9).

Produk susu ikan pertama di Indonesia diluncurkan Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki. Susu tersebut merupakan hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari dengan PT Berikan Teknologi Indonesia. Produk tersebut dihasilkan dengan menggunakan ilmu bioteknologi dengan mengurai protein ikan. 

Sis Apik mengatakan susu alternatif akan mengisi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi peternak sapi perah. Namun demikian, ia mengaku ID Food belum mengkaji produksi susu dari sumber nabati. 

Sis Apik mengaku berencana mengisi defisit kebutuhan sapi nasional dari impor jika kajian susu alternatif belum rampung. Volume susu yang dibutuhkan dalam program Minum Susu Gratis cukup banyak.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendata total siswa pada semester ganjil 2023/2024 mencapai 53,14 juta orang. Jika setiap siswa mengonsumsi 200 mililiter setiap hari, volume susu segar untuk program Minum Susu Gratis mencapai 2,8 juta ton.

Badan Pusat Statistik mendata produksi susu segar mencapai 968.980 ton pada 2020. Pada tahun yang sama, total kebutuhan susu segar nasional sejumlah 4,4 juta ton. "Salah satu cara untuk memenuhi program Minum Susu Gratis tahun depan adalah impor susu dalam bentuk bubuk," katanya.

Sis Apik menyampaikan Mega Farm Sapi Perah ID Food akan menggunakan lahan PT Perkebunan Nusantara VIII di Subang sekitar 350 hektare. Sapi perah yang dikelola di peternakan tersebut akan didatangkan dari Brasil, Australia, dan Selandia Baru.

Namun demikian, Sis Apik mengaku belum menghitung hasil produksi peternakan besar tersebut pada tahun depan. Alhasil, ID Food belum memproyeksikan sapi perah yang akan diimpor pada tahun depan.

Selain itu, Sis Apik menyampaikan belum ada kontrak resmi dengan PT Frisian Flag Indonesia sebagai pembeli hasil produksi Megafarm tersebut. Ini karena pelaksanaan program Minum Susu Gratis oleh ID Food masih dalam proses kajian.

"Saya kira ada perusahaan lain sebagai pembeli produk peternakan Mega Farm selain Frisian Flag. Off-taker lain bisa menjadi kajian," katanya.

Sis Apik sebelumnya mengatakan akan menggandeng PT Perkebunan Nusantara dan PT Frisian Flag Indonesia untuk  mendukung program minum susu gratis. Program ini merupakan bagian dari program Makan Bergizi Gratis yang akan dijalankan pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Ia menjelaskan kerja sama tersebut akan dilakukan anak perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam, sapi, domba, kambing, dan kerbau, yakni PT Berdikari. Menurut dia, Berdikari akan mengelola sapi perah, sedangkan PTPN akan menyediakan lahan peternakan.

"PTPN juga termasuk menyediakan pakan ternaknya, sehingga ekosistem sapi peran terbangun mulai dari pakan ternak, proses penggemukan, dan pemerahan," kata Sis Apik dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (26/8).

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...