Beda dengan Bappebti, Kominfo Belum Panggil Indodax soal Kebocoran Data
Kementerian Komunikasi dan Informatika alias Kominfo masih belum berencana memanggil platform jual-beli aset kripto Indodax. Platform tersebut mengalami kebobolan data dengan total kerugian dari transaksi ilegal mencapai lebih dari US$ 21 juta atau sekitar Rp 335 miliar.
“Masih menunggu arahan dari pimpinan,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Hokky Situngkir, pada wartawan di kantor Kementerian Kominfo, Kamis (12/9).
Hokky mengaku pihaknya sudah mengikuti penyelidikan sesuai dengan tugas pokok Kominfo. Mereka bakal mengabarkan bila ada perkembangan penyelidikan terbaru.
Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi juga sudah buka suara terkait kebocoran data ini. Menurutnya, hal ini kerap terjadi, bahkan tidak hanya di Indonesia. Negara tetangga, Singapura, juga pernah mengalaminya,
Ia bahkan berguyon bahwa tidak ada pusat data yang tahan terhadap serangan. “Saya bilang, tempat data center yang paling aman itu di bawah Rumah Sakit Ibu dan Anak. Supaya nggak jadi sasaran,” katanya pada wartawan di Kantor Kominfo, Rabu (11/9).
Berbeda dengan Kominfo, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi alias Bappebti mengatakan sudah menerima kabar tersebut. Mereka akan bakal memanggil Indodax terkait kebocoran data.
“Bappebti berkoordinasi dengan Indodax. Kami juga telah memanggil pihak Indodax untuk meminta klarifikasi terkait kasus tersebut. Saat ini, Indodax sedang dalam proses investigasi terhadap sistem yang diduga mengalami peretasan," kata Kepala Bappebti Kasan dalam keterangan resmi, Kamis (12/9)
Kasan juga menambahkan bahwa Indodax kini tengah melakukan penutupan sistem secara menyeluruh untuk memastikan semua sistem beroperasi dengan baik.
"Untuk itu, Bappebti mengimbau masyarakat, khususnya pelanggan Indodax, agar tetap tenang dan tidak panik," imbuhnya.
Kabar kebocoran data tersebut sudah dikonfirmasi oleh Indodax. Indodax saat ini tengah melakukan pemeliharaan menyeluruh untuk memastikan seluruh sistem beroperasi dengan baik. Oleh karena itu, platform web dan aplikasi Indodax sementara tidak dapat diakses.
“Saat ini kami bisa mengkonfirmasi saldo member aman 100% secara kripo maupun rupiah,” kata CEO Indodax Oscar Darmawan pada wartawan, Rabu (11/9).
Senada dengan Oscar, William juga mengatakan mereka tengah menginvestigasi kasus ini. Bahkan, menjamin kerugian atas kasus tersebut. “Untuk pengguna Indodax tidak perlu khawatir karena Indodax akan menanggung kerugian atas kasus hacking ini. Your assets are SAFU,” kata William dalam cuitannya.
Adapun SAFU adalah singkatan dari Secure Asset Fund for Users alias Dan Aset Aman untuk Pengguna. Artinya, cadangan dana yang disisihkan untuk melindungi aset pengguna dari potensi kerugian atau peretasan.