Starbucks Tak akan Kenakan Biaya Tambahan Jika Konsumen Ingin Ganti Susu
Starbucks akan menghapus biaya tambahan untuk menggantikan susu dengan alternatif lainnya seperti susu kedelai, oat, atau almond. Namun, kebijakan ini baru akan berlaku untuk tok0-toko Starbucks yang berada di Amerika Serikat.
Perubahan kebijakan ini akan mulai berlaku pada tanggal 7 November 2024, mengikuti permintaan pelanggan selama bertahun-tahun untuk menghilangkan biaya tambahan, terutama karena alternatif susu semakin populer. Baru-baru ini, penjualan Starbucks di AS menurun karena harga yang lebih tinggi membuat pelanggan yang dompetnya sudah menipis karena inflasi tak lagi berkunjung.
"Ini hanyalah salah satu dari banyak perubahan yang akan kami lakukan untuk memastikan kunjungan ke Starbucks sepadan setiap saat," kata CEO Brian Niccol seperti dikutip dari CNBC.
Starbucks mencatat, mengganti susu nabati adalah penyesuaian yang paling banyak diminta konsumen setelah tambahan espresso. Perubahan harga biaya tambahan ini bertepatan dengan peluncuran menu liburan perusahaan, serta penghentian lini minuman yang mengandung minyak zaitun.
Niccol bergabung dengan Starbucks pada awal September setelah enam tahun menjabat sebagai CEO Chipotle. Di Starbucks, ia ditugaskan untuk memimpin perubahan haluan guna menyegarkan kembali bisnis mereka yang telah lesu. Fokus strategis awalnya meliputi perubahan pemasaran rantai kopi, penyederhanaan menu, dan penetapan harga.
Biaya tambahan untuk alternatif susu dapat mencapai hingga 80 sen per minuman di beberapa pasar. Saat ini, pelanggan Starbucks sudah dapat menambahkan hingga 4 ons pengganti susu tanpa biaya tambahan untuk kopi atau teh seduh panas atau dingin, minuman seduh dingin, dan Americano. Namun, minuman lain yang dibuat dengan susu dalam resep standar, seperti latte, saat ini dikenakan biaya tambahan.
Starbucks pertama kali mulai menyajikan alternatif non-susu pada 1997, saat menambahkan susu kedelai ke dalam menu. Pada 2015, santan masuk ke dalam menu di AS, dan kemudian muncul susu almond pada tahun berikutnya. Pada 2021, lokasi Starbucks di seluruh AS juga mulai menggunakan susu gandum.
Namun, biaya tambahan yang dikenakan Starbucks dianggap mendiskriminasi konsumen yang memiliki alergi laktosa. Tiga wanita yang tidak toleran laktosa pada Maret 2024 menggugat Starbucks di pengadilan federal, dengan tuduhan bahwa biaya tambahan tersebut mendiskriminasi pelanggan yang memiliki alergi. Perusahaan telah berusaha untuk membatalkan kasus tersebut. Sidang pengadilan terjadwal berikutnya adalah pada tanggal 6 November 2024.
Starbucks menolak mengomentari gugatan tersebut, dengan mengutip kebijakan perusahaan yang tidak membahas litigasi yang tertunda.