Hashim: Qatar dan Uni Emirat Arab Minat Bangun 7 Juta Rumah di RI

Andi M. Arief
27 Desember 2024, 12:58
FLPP, KPR, qatar
ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/rwa.
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ketua Satuan Tugas Perumahan Hashim Djojohadikusumo mengaku mendapatkan komitmen investasi dari Qatar dan Uni Emirat Arab untuk program 3 juta rumah per tahun. Kedua investor dari Timur Tengah ini berminat membangun tujuh juta unit rumah hingga 2029. 

Pemerintah menargetkan pembangunan 15 juta unit rumah selama lima tahun. Komitmen investasi dari Qatar dan Uni Emirat Arab akan menopang hingga 46% dari target pembangunan rumah pemerintah.

"Saya dengar sendiri dari Presiden Prabowo bahwa Pemerintah Qatar bersedia membiayai lima juta unit perumahan," kata Hashim dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (27/12).

Hashim mencatat komitmen investasi program 3 juta rumah, antara lain berasal dari seorang investor asal Qatar yang setara dengan 1 juta unit. Hashim tidak menjelaskan lebih lanjut skema investasi yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun investor asal Qatar.

Ia mengaku telah mendatangkan bantuan dari Pemerintah Abu dhabis untuk mmbantun satu juta rumah di dalam negeri. Namun Hashim tidak menjelaskan lebih lanjut bentuk bantuan yang dimaksud. 

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah sebelumnya mengatakan, potensi investasi asing dalam program 3 juta rumah mencapai miliaran dolar Amerika Serikat. Setidaknya ada dua negara yang berminat untuk berinvestasi dalam program tersebut, yakni Qatar dan Uni Emirat Arab.

Fahri tidak menjelaskan lebih lanjut nilai potensi investasi tersebut, sebab para investor masih menghitung kelayakan investasi program tersebut. Langkah tersebut dilakukan investor setelah Fahri menekankan besaran imbal balik investasi harus membuat harga hunian program tiga juta rumah tetap terjangkau.

"Investor dari Uni Emirat Arab dan Qatar langsung menyanggupi untuk memasok 1 juta unit hunian per tahun. Namun saya mensyaratkan bunga investasi harus lebih rendah dari yang ada di Indonesia," kata Fahri dalam Katadata Indonesia Policy Dialogue, Rabu (11/12).

Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat atau BP  Tapera menyatakan permintaan investasi di sektor perumahan masih tinggi. Angka kebutuhan atau backlog perumahan pada akhir tahun lalu masih sebesar 9,9 juta unit.

Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana BP Tapera Sid Herdi Kusuma mengatakan, industri perumahan merupakan industri mendasar dengna jejak rekam yang terbukti. Oleh karena itu, investor bisa mendapatkan keuntungan besar di industri perumahan.

Sid menyampaikan, pendanaan program perumahan memiliki hubungan langsung dengan volume pendanaan. Karena itu, menurutnya, pendanaan program perumahan juga akan menyasar pendanaan dari pasar modal dan tabungan.



Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...