Profil Indonesia Airlines, Maskapai asal Singapura Tapi Milik Pengusaha Aceh
Maskapai penerbangan Indonesia Airlines (INA) resmi didirikan pada bulan ini. Korporasi asal Singapura ini memiliki basis utama di Bandara Soekarno-Hatta, tetapi tidak melayani penerbangan domestik.
“Indonesia Airlines hanya akan berfokus pada penerbangan internasional,” kata Iskandar dalam siaran pers, dikutip Senin (10/3).
CEO Indonesia Airlines Iskandar mengatakan, pendirian maskapai ini sudah melewati studi kelayakan secara komprehensif dengan konsultan aviasi dari Singapura dan US. PT Indonesia Airline Group telah mendaftarkan pendirian perusahaan melalui notaris sebagai anak perusahaan Calypte Holding Pte. Ltd.
Profil Indonesia Airlines
Anak usaha Calypte
Calypte Holding Pte. Ltd. merupakan perusahaan pengembang Energi Terbarukan, Penerbangan, dan Pertanian yang berkantor pusat di Singapura. Calypte Holding sebelumnya pernah meluncurkan proyek raksasa Pembangkit listrik tenaga surya 2500 Megawatt.
Dilansir dari laman resminya, perusahaan ini beralamat di 1 Paya Lebar Link, Paya Lebar Quarter 1, #04-01, Singapura. Meski berpusat di Singapura, Calypte memiliki kantor di Indonesia yang berada di Prosperity Tower, Level 8 di Jalan Jenderal Sudirman Kav 52-53 District 8 SCBD, Jakarta Selatan.
Meski berkantor pusat di Singapura, Calypte Holding Pte. Ltd didirikan oleh pengusaha asal Aceh, Iskandar yang saat ini juga menjabat sebagai CEO Indonesia Airlines
CEO Pengusaha Indonesia
Iskandar merupakan lulusan Universitas Syah Kuala yang menempuh pendidikan sarjana ekonomi, akuntansi, dan keuangan pada 2002-2009.
Di tengah masa studinya, Iskandar menjabat sebagai Manager of Center for the integration of the supervision program and project di BRR NAD-Nias sejak Juli 2006 sampai Desember 2008.
Setelah lulus dari pendidikan, Iskandar lalu menjadi Pelaksana Kepala Kementerian Keuangan di Banda Aceh. Pekerjaan ini dilakukannya Juli 2009 sampai Desember 2010.
Iskandar juga pernah mengisi beberapa jabatan di perbankan mulai dari CIMB Niaga, Danamon, hingga Pertama Bank sejak Juli 2012 hingga Agustus 2014.
Laki-laki asal Aceh ini lalu bekerja sebagai Direktur Eksekutif Daiwatech Indonesia sejak 2016-2018 dan CEO Sientratek Energi Indonesia sejak 2019-2024.
Iskandar kemudian memimpin Calypte Holding sejak Oktober 2022 hingga saat ini. Pekerjaannya bertambah sebagai CEO Indonesia Airlines sejak Maret 2025.
Karakteristik maskapai
Dalam keterangannya, maskapai ini memiliki visi menjadi simbol global kemakmuran Indonesia, ikon perayaan, dan keramahtamahan dalam narasi budaya Indonesia. Misi perusahaan adalah berkomitmen untuk mendefinisikan ulang perjalanan dengan layanan premium di mana keselamatan adalah prioritas utama kami sambil berbagi keramahtamahan hangat orang Indonesia kepada dunia.
Iskandar mengatakan dalam tahap awal akan mengoperasikan 20 armada yang akan didatangkan secara bertahap yang terbagi 10 unit pesawat berbadan kecil (Airbus A321neo atau A321LR) dan 10 unit pesawat berbadan lebar (Airbus A350-900 dan Boeing 787-9).
Iskandar juga memastikan, jajaran direksi Indonesia Airlines diisi oleh orang berpengalaman, sebagai berikut:
- Direktur Operasional direkrut dari Singapore Airlines, berpengalaman lebih dari 40 tahun dan salah satu pilot pertama di dunia yang menerbangkan pesawat Airbus A380
- Direktur Komersial akan diisi orang yang telah bekerja selama lebih dari 21 tahun di berbagai maskapai besar seperti Emirates, Asiana Airlines, dll.
- Departemen operasi penerbangan akan dipimpin oleh salah satu pilot terbaik Indonesia yang saat ini bekerja di maskapai asing.
- Direktur Produk dan Layanan akan diisi oleh sosok inspiratif dari Brunei Darussalam yang telah bekerja di Royal Brunei dan Emirates selama 25 tahun.
- Layanan kabin dijabat oleh Manajer Awak Kabin dari British Airways yang juga bagian dari Komite Korporasi Pramugari Eropa (EBAA) dan seorang Wakil Manajer Awak Kabin dari Emirates
