Pergerakan Pemudik Lebaran 2025 Capai 154 Juta Orang, Turun 4,69%


Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat realisasi pergerakan masyarakat periode angkutan Lebaran 2025 mencapai 154,62 juta orang. Angka ini menurun 4,69% dibandingkan realisasi 2024 yang mencapai 162,2 juta orang.
“Daerah asal pelaku perjalanan didominasi dari provinsi-provinsi di Pulau Jawa dengan total sebesar 60,73% atau sebanyak 93,9 juta orang terutama dari Jabodetabek, Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” kata Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, Rabu (23/4).
Sementara itu untuk daerah tujuan perjalanan didominasi dari provinsi di Pulau Jawa dengan total sebesar 65,79% atau sebesar 101,72 juta orang utamanya di Jabodetabek, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Dudy mengatakan realisasi penumpang angkutan umum pada masa angkutan lebaran 2025 sebanyak 27,62 juta penumpang, meningkat 11,68% dibandingkan 2024 yang hanya mencapai 24,73 juta penumpang.
Realisasi ini jumlahnya jauh lebih besar 5,56% dibandingkan prediksi Dudy. Berdasarkan hasil survei Libur Lebaran 2025, pergerakan masyarakat hanya mencapai 146,48 juta orang.
Dudy sebelumnya mengatakan penurunan pergerakan mudik Lebaran tahun ini tidak berkaitan dengan penurunan daya beli masyarakat.
“Saya harapkan bahwa mungkin itu adalah pilihan-pilihan masyarakat yang mungkin ingin berlebaran di tempat masing-masing seperti di Jakarta. Tapi saya rasa dengan hanya penurunan 4,69 persen itu bukan sebuah angka yang signifikan apabila dibandingkan tahun kemarin,” kata Dudy dikutip dari Antara, Rabu (23/4).
Penyaluran BBM Turun
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mencatat secara mayoritas terdapat penurunan penyaluran BBM pada periode posko Rafi 2025 dibandingkan 2024. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengatakan penyaluran gasoline menurun 6%, avtur turun 4%, dan kerosin atau minyak tanah turun 9%, sementara BBM gasoil naik 11%.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan penurunan penyaluran BBM pada Rafi 2025 ini disebabkan oleh dua alasan.
“Salah satu yang kami temukan, jumlah pemudik sekarang turun dibandingkan tahun lalu,” kata Dadan beberapa waktu lalu.
Selain itu, menurutnya, penurunan penyaluran juga dipengaruhi oleh naiknya penggunaan kendaraan listrik atau EV untuk mudik tahun ini. Berdasarkan data Kementerian ESDM, selama Posko Rafi ada 19.852 unit EV yang digunakan untuk mudik. Angka ini meningkat 460% dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang hanya mencapai 4.314 unit saja.