Profil Indorama, Bangun Pabrik Amonia Rp 34 T di AS Buat Nego Tarif Trump

Mela Syaharani
29 April 2025, 17:08
indorama, investasi, tarif trump
Katadata
Gedung Indorama
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan perusahaan asal Indonesia, Indorama akan menanamkan investasi di Amerika Serikat (AS) senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 34 triliun. Perusahaan akan membangun proyek blue ammonia atau amonia biru di Lousiana, AS. 

Investasi Indorama ke AS ini merupakan salah satu cara menekan tarif impor yang dikenakan Presiden Donald Trump. Dalam kebijakan tarif resiprokal terbarunya, Trump mengenakan pungutan impor sebesar 32 persen kepada Indonesia.

"Indorama perusahaan multi produk, mulai dari Purwakarta ekspansi ke berbagai negara termasuk AS. Mereka di AS punya pabrik PET, botol untuk minuman soft drink," ujar Airlangga dalam konferensi pers, Senin (28/4).

Menurut Airlangga, rencana investasi Indorama di proyek amonia biru ini masih dalam tahap desain dan rekayasa atau front-end engineering design (FEED). Proyek amonia biru adalah proyek produksi amonia yang menggunakan teknologi penangkapan karbon untuk meminimalkan emisi gas rumah kaca.  Proyek ini akan menghasilkan amonia dengan cara yang lebih ramah lingkungan. 

Profil Indorama

Berdasarkan laman resmi perusahaan, Indorama merupakan produsen global untuk bahan-bahan baku bagi pupuk, polimer, serat, benang, dan sarung tangan medis. Indorama menyebut jaringan lokasi produksi mereka ada di seluruh dunia.

Indorama Corporation didirikan di Indonesia pada 1975 oleh M.L Lohia. Kini, perusahaan tersebut dipimpin oleh anak dan cucu pendiri perusahaan yakni S.P Lohia dan Amit Lohia selama lima dekade terakhir. 

Laman resmi menyebutkan, setahun sejak perusahaan berdiri, pada 1976 Indorama mendirikan  perusahaan pemintalan benang kapas tunggal pertama di Indonesia. Usaha ini kemudian memperluas lini bisnis mereka.

Tiga belas tahun berselang, Indorama memulai produksi sarung tangan sekali pakai di Indonesia. Mereka lalu membangun pabrik serat poliester pertama di Indonesia pada 1991. Kemudian, Indorama membangun pabrik botol plastik PET pertama di Indonesia pada 1995. 

Tidak hanya di Indonesia, Indorama juga mulai melebarkan sayap bisnis mereka di kancah Internasional, melalui pembangunan pabrik pemintalan tekstil modern di Turki pada 1998. Mereka juga membangun pabrik petchem hulu pertama untuk produksi PTA di Thailand pada 2004.

Indorama juga memperluas bisnis mereka melalui akuisisi perusahaan olefin terkemuka di Nigeria pada 2006. Usai membangun beberapa pabrik di Indonesia dan ekspansi di luar negeri, Indorama kemudian mendirikan Indorama Ventures pada 2010.

Setahun berselang, mereka menambah unit produksi benang pintal pertama di Uzbekistan pada 2011. Berdasarkan laman perusahaan, pada 2012 Indorama memulai produksi spandeks di India dan akuisisi di Malaysia. 

Indorama juga makin melebarkan usaha di berbagai penjuru dunia, melalui akuisisi ICS, produsen pupuk fosfat terintegrasi di Senegal pada 2014. Mereka juga memulai produksi amonia dan urea di Nigeria di 2016.

Indorama juga kembali mengakuisisi perusahaan pupuk fosfat di India pada 2018. Setahun berikutnya, Indorama juga memulai panen kapas pertama di Uzbekistan.

Pada 2020, Indorama memulai produksi pupuk di Uzbekistan. Setahun kemudian, Indorama bersama Adufértil mengakuisisi unit pupuk di Brasil. Perusahaan juga mengakuisisi pupuk Indo-Gulf di India dan Akuisisi Adfert, perusahaan nutrisi tanaman khusus di Brasil pada 2022.

Berdasarkan catatan perusahaan terakhir, pada 2023 perusahaan mengkuisisi JSC FerganaAzot, perusahaan pupuk dan bahan kimia di Uzbekistan dan Akuisisi TAK-Agro, pemasok pupuk di Nigeria dan Akuisisi Rustavi Azot, produsen pupuk di Georgia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...