Menteri PU Optimis 100 Sekolah Rakyat Rampung Agustus, Kapasitas 50-100 Orang
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, mendata perkembangan pembangunan 64 Sekolah Rakyat baru mencapai 4,5% hingga hari ini, Senin (26/5). Walau demikian, Dody optimistis sekitar 100 unit Sekolah Rakyat dapat selesai selambatnya Agustus 2025.
Dody menjelaskan pembangunan Sekolah Rakyat pada tahun ini adalah pekerjaan renovasi bangunan eksisting yang dibagi menjadi dua tahap, yakni 1A dan 1B. Adapun pembangunan yang saat ini dilakukan baru renovasi ringan dalam tahap 1A, sementara itu tahap 1B merupakan pekerjaan renovasi sedang dan berat.
"Sekitar 64 Sekolah Rakyat ditargetkan selesai selambatnya Juli 2025. Untuk Sekolah Rakyat dalam tahap 1B sebenarnya target awalnya selesai September 2025, tapi arahan berikutnya membuat target penyelesaian selambatnya Agustus 2025," kata Dody di kantornya, Senin (26/5).
Dody menyampaikan setiap Sekolah Rakyat yang beroperasi pada tahun ini baru dapat menampung antara 50-100 siswa. Angka itu setara dengan 5% sampai 10% dari target Presiden Prabowo Subianto sebanyak 1.000 siswa per sekolah.
Dengan kata lain, total siswa pada Sekolah Rakyat pada tahun ini mencapai 10.000 orang dari target 100.000 siswa. Oleh karena itu, Dody mengatakan tingkat pendidikan Sekolah Rakyat tidak akan berjenjang dari SD sampai SMA.
"Layanan pendidikan di Sekolah Rakyat akan memilih salah satu jenjang tergantung pada kebutuhan kabupaten setempat," ujarnya.
Direktur Jenderal Prasarana Strategis KemenPU, Maulidya Indah Junica, mengatakan kontrak pembangunan Sekolah Rakyat baru rampung pada awal bulan ini. Menurutnya, perkembangan konstruksi Sekolah Rakyat saat ini telah lebih cepat 1,3% dari rencana awal.
Maulidya optimistis target operasional Sekolah Rakyat tahun ini akan tercapai lantaran pekerjaan konstruksi yang dilakukan adalah merenovasi beberapa bangunan Pendidikan dan Pelatihan eksisting milik pemerintah.
Maulidya memastikan setiap Sekolah Rakyat pada tahun ini akan memiliki beberapa fitur wajib, seperti asrama, fasilitas peribadatan, fasilitas olahraga, ruang kelas, dan laboratorium. Secara rinci, setiap Sekolah Rakyat pada tahun ini hanya akan memiliki dua kelas dengan total kapasitas 50 siswa.
Pembangunan Tahap 2
Pada saat yang sama, Maulidya mencatat pihaknya sedang melakukan persiapan pembangunan 200 unit Sekolah Rakyat yang beroperasi pada Juli 2026. Menurutnya, seluruh siswa Sekolah Rakyat pada Tahun Ajaran 2025/2026 akan dipindahkan ke bangunan baru tersebut.
Maulidya mengatakan anggaran untuk renovasi dan pembangunan Sekolah Rakyat hingga Juli 2026 mencapai Rp 10 triliun. Namun Maulidya tidak menjelaskan lebih lanjut total anggaran yang dikeluarkan untuk masing-masing pekerjaan.
Secara rinci sebanyak 100 Sekolah Rakyat akan menggunakan anggaran negara, sedangkan 100 unit lainnya tidak menggunakan anggaran negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Sosial. Maulidya mendata sejauh ini telah ada 219 bidang tanah yang diajukan masing-masing pemerintah daerah.
Akan tetapi, total bidang tanah yang memenuhi standar Sekolah Rakyat baru mencapai 35 bidang dan sekitar 60 bidang tanah masih dalam tahap verifikasi. Maulidya menjelaskan standar bidang tanah yang dimaksud adalah memiliki luas sekitar 6,5 hektare.
Maulidya menilai sebuah Sekolah Rakyat tidak harus melayani hingga 1.000 siswa. Sebab, menurutnya, penugasan yang didapatkan dari Kepala Negara adalah pelayanan 1.000 siswa di setiap kawasan melalui Sekolah Rakyat.
"Satu kabupaten/kota minimal memiliki satu Sekolah Rakyat, tapi per kawasan bisa memiliki lebih dari satu Sekolah Rakyat," katanya.
