Krisis Keuangan, Nissan Pertimbangkan Jual Kantor Pusat dan PHK 20.000 Karyawan

Andi M. Arief
27 Mei 2025, 14:45
Mobil elektrik Nissan Leaf dengan dua varian berbeda merah dan putih dipajang di booth mobil Nissan di hari pertama pameran Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2021 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, K
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Mobil elektrik Nissan Leaf dengan dua varian berbeda merah dan putih dipajang di booth mobil Nissan di hari pertama pameran Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2021 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (11/11/2021). Sebagai salah satu bentuk komitmen dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim, pemerintah juga mempercepat pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan (EBT) dan pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik atau Kendaraan Bermo
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nissan Motor Co. berencana menjual kantor pusatnya di Yokohama tahun ini sebagai bagian rencana menutupi biaya penutupan pabrik dan usaha restrukturisasi. Perusahaan asal Jepang tersebut kini membutuhkan dana segar untuk melaksanakan penutupan tujuh dari 17 pabrik tahun ini.

CFO Nissan, Jeremie Papin, mengatakan pihaknya tidak memproyeksikan pendapatan tahun ini akibat adanya tambahan biaya restrukturisasi. Selain itu, Papin mengakui belum memperhitungkan dampak dari peningkatan tarif ke pasar Amerika Serikat.

"Walaupun perusahaan akan menjual kantor pusat, Nissan mempertimbangkan untuk menyewa bangunan tersebut sebagai kantor. Namun rencana penjualan kantor pusat masih belum menemukan kata sepakat karena ada perlawanan dari sebagian anggota direksi," seperti dilansir dari Kyodo News Selasa (27/5).

Nissan telah mengumumkan rencana Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK pada 20.000 tenaga kerjanya secara global. Pada saat yang sama, Nissan tetap berencana melakukan pembaruan pada pabrik yang tidak ditutup.

Alhasil, Nissan diproyeksi akan membutuhkan tambahan biaya restrukturisasi senilai US$ 418 juta atau Rp 677,45 triliun.

Nissan telah mengumumkan kerugian sekitar US$ 96,3 triliun atau Rp 1.560 kuadriliun pada tahun lalu. Angka tersebut muncul setelah produsen mobil nomor tiga di Jepang membukukan penurunan nilai aset senilai US$ 66,02 triliun dan biaya restrukturisasi sejumlah US$ 8,61 triliun pada bulan ini.

Di sisi lain, Nissan sedang mempercepat efisiensi rantai produksinya agar dapat membukukan keuntungan tahun ini. Langkah tersebut diambil setelah ada fluktuasi penjualan di Cina dan Amerika Serikat.

Volvo PHK 3.000 Karyawan

Selain Nissan, industri otomotif raksasa lainnya Volvo Cars berencana  melakukan Pemutusan hubungan Kerja atau PHK terhadap 3.000 karyawan administratif, manajerial, dan tenaga profesional di kantor pada tahun ini. Langkah tersebut diambil setelah adanya perlambatan permintaan kendaraan listrik atau EV dan ketidakpastian pasar global.

Seperti dilansir dari Reuters, CEO Volvo Cars, Hakan Samuelsson, mengatakan tindakan PHK tersebut merupakan bagian dari strategi pengurangan biaya operasional sekitar US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 30,79 triliun. Samuelsson mendata langkah PHK tersebut akan memangkas 40% dari total tenaga kerja kantornya saat ini.

"PHK dilakukan pada pekerja kantoran di semua area, termasuk penelitian, komunikasi, dan HRD. Jadi, PHK terjadi di semua tempat, dan ini pengurangan yang signifikan," kata Samuelsson yang dikutip Selasa (27/5).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...