Serba Serbi Film Merah Putih: One For All, Habiskan Rp 6,7 M tapi Ramai Dikritik
Rumah produksi Perfiki Kreasindo akan meluncurkan film animasi bertajuk “Merah Putih: One For All”. Film ini disebut menghabiskan biaya produksi senilai Rp 6,7 miliar, namun banyak mendapatkan kritik warganet.
Film animasi itu menuai pro dan kontra setelah menayangkan trailer pada Jumat (8/8). Hingga saat ini, trailer tersebut sudah ditonton sebanyak 161 ribu kali tayangan.
Produser Eksekutif “Merah Putih: One For All”, Toto Soegriwo, melalui akun Instagram mengunggah unggahan Moviereview yang menyebut film animasi berdurasi 70 menit itu menghabiskan biaya Rp 6,7 miliar.
Sejumlah warganet menilai kualitas film tersebut tidak sesuai dengan anggaran yang dihabiskan.Toto pun memberikan tanggapannya terhadap kritik warganet tersebut.
“Senyumin saja, Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?” kata Toto melalui akun instagramnya, dikutip Senin (11/8).
Berikut serba-serbi film "Merah Putih: One for All":
Produksi Perfiki Kreasindo
Film Merah Putih: One For All diproduksi oleh Perfiki Kreasindo. Namun, laman Perfiki.com menampilkan pesan ‘403 Forbidden’ ketika diakses.
Akun resmi Instagram @merahputihoneforall mencantumkan alamat rumah produksi yang sama dengan alamat Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Yayasan ini merupakan institusi swasta yang berfokus pada pengembangan perfilman Indonesia.
Merah Putih: One For All mulai tayang pada 14 Agustus 2025 dengan durasi 70 menit. Film ini disutradarai oleh Endiarto, sementara Bintang Takari berperan sebagai penulis naskah animasi.
Respons Hanung Bramantyo
Tidak hanya masyarakat, salah satu sutradara film di Indonesia, Hanung Bramantyo juga angkat bicara terkait hal ini. Hanung mempertanyakan mengapa film animasi ini bisa langsung mendapatkan jadwal tayang bioskop. Padahal, banyak film Indonesia yang sedang mengantre terlebih dahulu.
“Ironisnya kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film Indonesia sedang mengantre tayang?” kata Hanung melalui akun instagramnya.
Sinopsis Film
Dilansir dari laman Cinema XXI, Film ini memiliki 11 tokoh yang memainkan peran, yakni Neka, Yahya, Nabila Yasmin, Sky, Nathan, Billy, Kenneth, Rangga, Bintang, Vienkan Bahreys, Elsya H. Syarief.
Film ini menceritakan sebuah desa yang tenang dalam semangat menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia. Sekelompok anak terpilih menjadi "Tim Merah Putih" untuk menjaga bendera pusaka yaitu bendera yang selalu dikibarkan pada setiap upacara 17 Agustus tiap tahunnya.
Namun 3 hari sebelum upacara, bendera hilang, delapan anak dari berbagai latar belakang budaya yakni Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa bersatu dalam misi menyelamatkan bendera merah putih pusaka yang hilang secara misterius.
Anak-anak tersebut harus mengatasi perbedaan, menembus sungai, hutan, dan badai, bahkan meredam ego masing-masing, demi satu tujuan mulia yakni mengibarkan bendera di Hari Kemerdekaan. Dengan keberanian, kerja sama, dan cinta tanah air, mereka menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah halangan, melainkan kekuatan.
Dalam laman tersebut juga ditulis, sekelompok anak ini memulai petualangan mencari bendera, menelusuri hutan, sungai, dan menghadapi konflik batin. Film ini disebut penuh dengan momen lucu, menegangkan, emosional, dan menggugah jiwa, sarat nilai persatuan, persahabatan, dan semangat cinta nasionalisme anak-anak Indonesia masa kini.
Sempat Adakan Lomba
Fim ini mengunggah poster pertamanya melalui akun instagram resmi film tersebut pada 27 Mei 2025. Pada 11 Juni, akun instagram film ini mengunggah postingan lomba cipta lagu dan penyanyi cilik.
Pemenang lomba akan mengisi soundtrack film tersebut. Namun demikian, tidak diumumkan lebih lanjut siapa yang memenangkan lomba tersebut.
