Mendag Budi Optimistis Transaksi TEI 2025 Capai Rp 381 Triliun

Andi M. Arief
20 Oktober 2025, 07:19
trade expo indonesia, TEI
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nym.
Menteri Perdagangan Budi Santoso (kedua kiri) mencicipi ikan tuna olahan produksi dalam negeri yang hadir di ajang pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (19/10/2025). Gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 ke-40 yang berlangsung selama lima hari itu mencatatkan nilai transaksi sebesar 22,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp376,2 triliun yaitu melampaui target awal transaksi 16,5 miliar dolar AS.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Perdagangan Budi Santoso memperkirakan, realisasi transaksi Trade Expo Indonesia 2025 yang digelar pada 15-19 Oktober 2025 menembus US$ 23 miliar atau sekitar Rp 381,57 miliar. Data panitia gelaran mencatat nilai transaksi TEI 2025 hingga 19 Oktober 2025 pukul 13.00 WIB mencapai US$ 22,8 miliar atau sekitar Rp 376,2 triliun.

Menurut Busan, masih ada beberapa peserta TEI 2025 dalam proses negosiasi maupun kunjungan pabrik hingga sore hari.

"Saya mengelilingi beberapa stan di TEI 2025 setelah pukul 13.00 WIB dan masih melakukan proses negosiasi. Karena itu, saya optimistis nilai transaksi TEI 2025 bisa di atas US$ 23 miliar, karena sebagian nilai transaksi yang masih dalam tahap negosiasi cukup besar," kata Busan di TEI 2025, Minggu (19/10).

Realisasi nilai transaksi TEI pada tahun ini naik tipis dibandingkan TEI 2024 yang mencapai US$ 22,73 milian. Namun capaiannya lebih besar dibandingkan target pemerintah terhadap TEI 2025 seesar US$ 16,5 miliar.

Busan mencatat transaksi TEI 2025 didominasi oleh kesepakatan ekspor barang sekitar US$ 17,9 miliar atau 78,81% dari total transaksi TEI 2025. Sedangkan, transaksi lainnya berbentuk investasi sekitar US$ 4,37 miliar dan ekspor jasa sekitar US$ 443,7 juta.

Busan menemukan sekitar seperempat transaksi dalam TEI 2025 dilakukan pada usaha sektor pertambagan atau senilai USS$ 5,5 miliar. Angka tersebut diikuti oleh usaha logam hingga US$ 2,7 miliar, minyak sawit dan turunannya sekitar US$ 2,3 miliar, arang dan briket senilai US$ 1,6 miliar, dan suku cadang senilai US$ 1,4 miliar.

Adapun lima negara asal pembeli atau buyer tercatat berkontribusi hampir 75% dari total transaksi TEI 2025, yakni India, Belanda, Vietnam, Filipina, dan Cina. Busan menyampaikan nilai transaksi oleh buyer asal India menjadi paling tinggi atau hingga US$ 4,3 miliar.

Namun Busan mengumumkan mayoritas buyer yang menghadiri TEI 2025 berasal dari Malaysia atau hingga 769 orang atau 1 dari 10 orang buyer yang mengunjungi TEI. Jumlah buyer asal Cina yang mengunjungi TEI mencapai 605 orang, sedangkan India sebanyak 594 orang.

Busan menjelaskan tidak semua transaksi hasil TEI terjadi selama periode pameran. "Ada sebagian buyer yang telah menyepakati proses perdagangan, tapi transaksi baru terjadi 2-3 bulan setelah TEI. Praktek tersebut banyak terjadi, mungkin saja buyer dari Malaysia mayoritas seperti itu," katanya.

Busan menjelaskan,  transaksi yang terjadi pada TEI umumnya hasil dari pra-business matching TEI 2025. Sedangkan transaksi lainnya berasal dari buyer yang telah mencapai kata sepakat saat TEI berlangsung.

Karena itu, Busan menduga buyer asal Malaysia tidak langsung melakukan transaksi dan memilih melakukan penjajakan lanjutan lantaran lokasinya yang dekat dengan Indonesia.

"Menurut pengakuan eksportir di sektor manufaktur dan makanan, mereka akan ada kunjungan ke pabrik dan melakukan transaksi setelah kunjungan sore ini," ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...