Israel Inginkan Adanya Zona Penyangga di Gaza Pasca Perang
Israel dilaporkan telah memberi tahu beberapa negara Arab tentang rencana pembuatan zona penyangga di perbatasan Gaza sisi Palestina, untuk mencegah serangan di masa depan. Ini merupakan bagian dari proposal untuk wilayah kantong setelah perang berakhir.
Mengutip The Business Standard, Israel menginformasikan rencananya tersebut dengan Mesir, Yordania, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020.
Rencana pembentukan zona penyangga ini, tidak mengendurkan niat Israel untuk terus menyerang Gaza. Melainkan, untuk menunjukkan bahwa Tel Aviv telah menjangkau lebih dari mediator dari negara-negara Arab yang sudah mapan,dalam upaya membentuk perdamaian pasca-perang di Gaza.
Hingga saat ini, baik pemerintah Mesir, Saudi, dan Yordania, belum mengeluarkan pernyataan terkait rencana zona penyangga tersebut. Namun, seorang pejabat Uni Emirat Arab mengatakan, bahwa negaranya akan mendukung segala pengaturan pasca perang di masa depan yang disepakati oleh semua pihak terkait, untuk mencapai stabilitas dan terbentuknya negara Palestina.
Mengutip Reuters, Sabtu (2/21), Penasihat Kebijakan Luar Negeri untuk Perdana Menteri Israel, Ophir Falk, mengatakan bahwa rencana yang disampaikan kepada negara-negara Arab jauh lebih rinci dari sekadar pembentukan zona penyangga.
Ia menjelaskan, rencana yang disampaikan terdiri dari tiga, yakni penghancuran Hamas, demiliterisasi Gaza, dan deradikalisasi wilayah kantong tersebut.
"Pembentukan zona penyangga, adalah bagian kecil dari rencana Israel untuk Gaza. Ini menjadi bagian dari proses demiliterisasi," kata Falk, dikutip dari Reuters.
Zona penyangga sejatinya bukan merupakan rencana baru. Sebab, ketika mulai menarik diri dari Gaza pada 2005, pemerintah Israel sempat mengutarakan rencana ini kepada Amerika Serikat (AS). Namun, pemerintah AS yang saat itu dipimpin George W. Bush menolak rencana tersebut, karena akan mengurangi luas wilayah Palestina.
Yordania, Mesir dan negara-negara Arab lainnya juga telah menyuarakan kekhawatiran, bahwa Israel ingin mengusir warga Palestina dari Gaza dengan pembuatan zona penyangga ini. Rencana ini dinilai merupakan pengulangan persitiwa perampasan tanah yang dialami warga Palestina ketika Israel didirikan pada 1948 silam.
Negara-negara Arab sendiri memperingatkan tujuan Israel untuk memusnahkan Hamas adalah sesuatu yang sia-sia. Para negara Arab mengatakan bahwa Hamas lebih dari sekadar kekuatan militan biasa yang bisa dikalahkan begitu saja.