Penumpang Singapore Airlines Cerita Kondisi Mencekam saat Turbulensi

Agustiyanti
22 Mei 2024, 13:09
singapore airlines, turbulensi
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Maskapai Singapore Airlines menuju East Connection Taxiway (ECT) Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Kamis (23/1/2020).
Button AI Summarize

Para penumpang menceritakan kembali adegan mencekam ketika turbulensi parah menghantam penerbangan Singapore Airlines yang menyebabkan satu orang meninggal dunia pada Selasa (21/5). Pesawat Boeing 777-300 ER tersebut akhirnya terpaksa mendarat darurat di Bandar Udara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok. .

Seorang pria Inggris berusia 73 tahun, Geoff Kitchen, meninggal karena dugaan serangan jantung, sementara lebih dari 30 orang terluka.  Penerbangan London-Singapura itu tiba-tiba menukik saat layanan makanan sedang berlangsung. 

Andrew Davis, warga Inggris yang menjadi salah satu penumpang dalam insiden tersebut bercerita, mendengar jeritan mengerikan dan  bunyi gedebuk dalam beberapa detik pertama kejadian. “Hal yang paling saya ingat adalah melihat benda-benda terbang di udara. Saya tersiram kopi. Turbulensinya luar biasa parah," katanya seperti dikutip dari BBC. 

Penumpang lain mengatakan pesawat tiba-tiba mulai "miring" dan "bergetar". “Saya mulai bersiap menghadapi apa yang terjadi, dan tiba-tiba terjadi penurunan drastis, sehingga semua orang yang duduk dan tidak mengenakan sabuk pengaman langsung terlempar ke langit-langit,” kata Dzafran Azmir, seorang pelajar berusia 28 tahun kepada Reuters.

Ia juga menjelaskan bahwa beberapa orang mengalami benturan kepala ke kabin di atas dan hingga kondisi kabin penyok. Masker oksigen kemudian secara otomatis keluar. 

Boeing 777-300ER tujuan Singapura dialihkan ke Bangkok setelah insiden di udara, melakukan pendaratan darurat pada pukul 15:45 waktu setempat (08:45 GMT) dengan sekitar 211 penumpang dan 18 awak di dalamnya.

Singapore Airlines mengatakan, 31 orang dibawa ke rumah sakit. Maskapai menyampaikan belasungkawa yang terdalam kepada keluarga Mr Kitchen yang merupakan salah satu korban meninggal.

Seorang pejabat maskapai penerbangan mengatakan bahwa sekitar 10 jam setelah penerbangannya, pesawat tersebut mengalami "turbulensi ekstrim yang tiba-tiba" di Cekungan Irrawaddy Myanmar pada ketinggian 37.000 kaki.

Perusahaan tersebut mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pihak berwenang Thailand untuk memberikan bantuan medis kepada penumpang, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan.

Singapore Airlines juga memberikan rincian tentang kewarganegaraan para penumpang yang berada dalam penerbangan tersebut, termasuk 47 orang yang berasal dari Inggris.

Allison Barker  yang merupakan salah satu keluarga penumpang bercerita menerima pesan dari putranya, Josh yang berada di pesawat dalam perjalanan ke Bali. "Saya tidak ingin menakut-nakuti Anda, tapi saya sedang dalam penerbangan gila. Pesawat sedang melakukan pendaratan darurat. Saya cinta kalian semua"

Setelah pesan itu, dia menunggu dua jam sebelum mendengar kabar darinya lagi. "Satu menit, dia hanya duduk mengenakan sabuk pengaman, menit berikutnya, dia pasti pingsan karena mendapati dirinya tergeletak di lantai bersama orang lain," katanya kepada BBC.

Josh menderita luka ringan. Namun, dia khawatir bahwa kematian yang hampir terjadi dapat berdampak jangka panjang pada dirinya.

Warga Inggris lainnya, Jerry, 68, sedang bepergian ke Australia untuk menghadiri pernikahan putranya. Dia mengatakan tidak ada peringatan sebelum pesawat itu terguncang parah.

“Kepala saya terbentur langit-langit, istri saya juga,  beberapa orang yang sedang berjalan jungkir balik," ujarnya.

Seorang pria Inggris dengan cedera leher mengatakan dia dan keluarganya “cukup beruntung” tidak ada satupun dari mereka yang meninggal. Menurut dia, pesawat sama sekali tidak terguncang sebelum tiba-tiba ia terpental hingga menabrak kabin pesawat. 

“li dan kemudian saya menabrak atap. Tiba-tiba aku terbangun seperti itu. “Anak saya terlempar ke lantai di dua baris di belakang saya. Saya mendengar ada seorang pria yang menabrak atap toilet dan dia juga terluka cukup parah,” katanya, berbicara dari rumah sakit di Thailand.

Menteri Transportasi Singapura Chee Hong Tat mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan kepada penumpang dan keluarganya.

“Saya sangat sedih mengetahui kejadian di pesawat Singapore Airlines SQ321 dari London Heathrow ke Singapura,” tulisnya dalam pernyataan di Facebook.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...