Turki Akan Terus Hentikan Perdagangan dengan Israel, Sampai Gaza Aman
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan akan terus menekan Israel hingga menghentikan perangnya di Jalur Gaza. Saat ini Turki telah menghentikan semua kegiatan komersial dengan Israel.
Erdogan mengatakan Israel telah menewaskan hampir 36.000 warga Palestina di daerah Gaza yang telah diblokade sejak Oktober 2023. Israel juga telah menciptakan kondisi kelaparan, kesakitan dan membuat wilayah tersebut menjadi puing-puing.
“Kami akan terus memberikan tekanan pada Israel di bidang perdagangan dan diplomasi sampai pemerintahan Netanyahu menghentikan pembantaiannya di Gaza,” kata Erdogan di Majelis Umum Dewan Hubungan Ekonomi Luar Negeri (DEIK) di Istanbul, seperti dikutip Anadolu, Sabtu (25/5).
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). ICJ pun telah memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, kota di Gaza selatan yang menjadi tempat lebih dari satu juta pengungsi Palestina mencari perlindungan.
Penghentian kegiatan komersial dengan Israel tidak mengganggu perekonomian Turki. Erdogan mengatakan nilai ekspor sudah melampaui $255 miliar, bahkan mencapai rekor $257,6 miliar pada bulan April.
“Dengan tingkat pertumbuhan sebesar 4,5%, Turki menempati peringkat pertama di Eropa, kedua di negara-negara Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), dan keempat di G-20,” ujarnya.
Sementara itu, pelapor khusus PBB untuk Palestina mendesak negara-negara anggota untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel bersamaan dengan embargo senjata sampai negara tersebut menghentikan kegilaannya terhadap warga Gaza.
“Ketika ICJ memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Rafah, Israel malah meningkatkan serangannya terhadap Rafah,” kata Francesca Albanese dalam unggahan di media sosial X.
Albanese pun mendesak semua negara anggota PBB untuk menerapkan sanksi, embargo senjata dan menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel sampai Israel menghentikan serangannya ke Gaza.