Peraih Nobel 2006 Muhammad Yunus Ditunjuk jadi Pemimpin Sementara Bangladesh
Peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus ditunjuk untuk memimpin pemerintahan sementara Bangladesh. Yunus menjadi Penasihat Utama Pemerintah sehari setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri.
Dikutip dari Reuters, Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin menunjuk Yunus pada Selasa (6/7) mengawal pemerintahan. Yunus juga telah bertemu pemimpin mahasiswa serta kepala tiga matra militer.
Para pemimpin gerakan mahasiswa mengatakan mereka ingin Yunus memimpin pemerintahan sementara. Juru bicara Yunus juga mengatakan tokoh berusia 84 tahun itu telah setuju.
Presiden Shahabuddin juga telah membubarkan parlemen kemarin untuk membuka jalan pemerintahan sementara. Ia bahkan membebaskan mantan PM Khaleda Zia, seteru politik Hasina, dari tahanan rumah.
Sebelumnya, para pengunjuk rasa mengancam akan melakukan aksi lebih luas jika parlemen tidak dibubarkan. Mahasiswa juga telah menerima formasi pemerintahan sementara sesuai kehendak mereka.
"Pemerintahan mana pun selain yang kami rekomendasikan tidak akan diterima." kata Nahid Islam, organisator utama kampanye melawan Sheikh Hasina.
Yunus juga merupakan salah satu lawan politik Sheikh Hasina. Pada Juni lalu, ia didakwa pengadilan atas tuduhan penggelapan, namun hal tersebut dibantah.
Pada Senin (5/8), Yunus mengatakan turunnya Hasina merupakan hari pembebasan kedua Bangladesh usai kemerdekaan negara tersebut pada 1971. Ia juga berang kepada India karena mengizinkan Sheikh Hasina kabur ke sana.
"India adalah sahabat terbaik kami. Orang-orang (Bangladesh) marah kepada India karena anda mendukung orang yang menghancurkan hidup kami," katanya.
Yunus merupakan peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2006. Ia mendapatkan hadiah usai Grameen Bank miliknya mampu mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan. Bank tersebut memberikan pinjaman kecil kurang dari US$ 100 kepada masyarakat miskin pedesaan.