Rekam Jejak Abu Mohammed al-Golani: Eks Anggota Al Qaeda Gulingkan Rezim Assad

Muhamad Fajar Riyandanu
9 Desember 2024, 13:41
al qaeda, suriah, bashar al assad
Antara
Warga Suriah pawai usai kejatuhan Presiden Bashar Al Assad. Foto: Antara
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kelompok oposisi Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menggulingkan rezim pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad. Pasukan oposisi menguasi ibu kota Suriah, Damaskus pada Ahad (8/12), waktu setempat.

Kejatuhan rezim Bashar Al-Assad sekaligus menandai berakhirnya kekuasaan Partai Baath yang sudah terjadi selama lebih dari separuh abad. Bashar Al-Assad diduga melarikan diri dan mencari suaka ke Moskow, Rusia.

Lengsernya rezim Bashar Al-Assad ikut menaikkan pamor Abu Mohammed al-Golani yang menjadi salah satu tokoh pemberontak pemerintah yang paling dikenal. Golani merupakan pimpinan HTS yang sebelumnya dikenal sebagai sebagai Front Nusra dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh banyak negara.

Golani merupakan bekas Komandan Wilayah al Qaeda dalam perang saudara di Suriah. Ia memutuskan hubungan dengan al-Qaeda pada 2016 dan berinisiatif untuk merombak kelompoknya. Golani kemudian membentuk HTS yang menggulingkan Bashar Al-Assad setelah 13 tahun perang saudara.

Meski menjadi salah satu tokoh sentra dalam aksi kudeta Bashar Al-Assad, Golani adalah sosok yang misterius dan jarang muncul di depan publik. "Masa depan adalah milik kita," kata Golani, yang kini menggunakan nama aslinya Ahmed al-Sharaa, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi nasional Suriah, dikutip dari Reuters pada Senin (9/12).

Guna memastikan transisi pemerintahan yang tertib, Golani menyatakan bahwa institusi negara Suriah akan tetap berada di bawah pengawasan perdana menteri yang ditunjuk Bashar Al-Assad sampai proses serah terima selesai.

Reuters melaporkan, sembari mengenakan seragam militer, Golani juga mengunjungi Masjid Umayyah abad ke-8 di Kota Tua Damaskus, didampingi para pendukung yang merekam momen tersebut sambil melantunkan seruan "Allah Maha Besar."

Pesan untuk Minoritas Syiah

Golani pernah terlibat perang sengit melawan mantan sekutunya, yakni pimpinan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi karena berupaya mengambil alih Front Nusra pada 2013 silam.

Meskipun memiliki hubungan dengan al-Qaeda, Nusra dianggap lebih toleran dan tidak sekeras ISIS dalam berinteraksi dengan warga sipil dan kelompok pemberontak lainnya.

Seusai ISIS runtuh usai Baghdadi tewas dalam operasi militer yang dilakukan oleh pasukan khusus Amerika Serikat di Suriah pada Oktober 2019, Golani memperkuat cengkeraman HTS di provinsi Idlib, barat laut Suriah.

Di sana Golani mendirikan administrasi sipil yang disebut Pemerintah Penyelamatan (Salvation Government). Pemerintahan Bashar Al-Assad kemudian memandang HTS sebagai teroris, sama seperti pemberontak lainnya.

Bersama dengan para pemberontak Muslin Sunni yang kini menguasai Suriah, HTS mengeluarkan pernyataan kepada sekte Alawit (Syiah), Kristen, dan minoritas lainnya. Salah satu pernyataan itu menyerukan kepada komunitas Alawit untuk menjadi bagian dari masa depan Suriah yang tidak mengenal sektarianisme.

Dalam pesan kepada warga kota Kristen di selatan Aleppo, Golani menjanjikan perlindungan dan keselamatan atas properti mereka. Ia juga mendesak mereka untuk tetap tinggal di rumah masing-masing dan tidak terpengaruh oleh perang psikologis Pemerintah Suriah.

Kepala Pusat Studi Timur Tengah Universitas Oklahoma, Joshua Landis, mengatakan bahwa Golani merupakan sosok yang lebih cerdas dari Bashar Al-Assad. Golani sebelumnya meyakinkan kelompok minoritas di Suriah dengan menjanjikan perlindungan kepada mereka setelah melakukan kudeta.

Kelompok minoritas ini cenderung punya kekhawatiran berlarut terhadap pemerintahan ekstremis Islam atau jihadis setelah keruntuhan rezim otoriter Bashar Al-Assad. "Golani telah beradaptasi, membangun aliansi baru, dan menjalankan 'kampanye daya tarik' terhadap minoritas," kata Joshua Landis.

Peneliti think-tank Century International, Aron Lund, menganggap Golani sebagai pimpinan pemberontak utama di Suriah sekaligus Islamis paling berpengaruh.

Ia mengatakan HTS telah menunjukkan kemampuan manajemen logistik dan pemerintahan dengan mengelola wilayahnya sendiri di Idlib selama bertahun-tahun.

"Mereka telah mengadopsi simbol-simbol pemberontakan Suriah yang lebih luas... yang kini mereka gunakan untuk mengklaim warisan revolusi,” kata Lund.

Lund mengatakan, Golani dan HTS telah menunjukkan perubahan meskipun tetap memiliki pandangan yang ekstrem. Golani dan Front Nusra muncul sebagai faksi oposisi paling kuat di antara banyak kelompok yang bermunculan di awal pemberontakan terhadap Bashar Al-Assad.

Sebelum mendirikan Front Nusra, Golani pernah bertempur untuk al-Qaeda di Irak, di mana ia menghabiskan lima tahun di penjara Amerika Serikat. Ia kembali ke Suriah ketika pemberontakan dimulai, dikirim oleh pemimpin ISIS di Irak saat itu, Abu Omar al-Baghdadi, untuk membangun kehadiran al-Qaeda di Suriah.

Amerika Serikat menetapkan Golani sebagai teroris pada 2013 sekaligus menuduh Front Nusra melakukan serangan bunuh diri yang menewaskan warga sipil.

Turki, pendukung utama oposisi Suriah, juga telah menetapkan HTS sebagai kelompok teroris, meskipun mendukung beberapa faksi lain yang berperang bersama HTS.

Golani memberikan wawancara media pertamanya yakni dengan Al Jazeera pada 2013. Dengan wajah yang ditutupi syal gelap dan hanya menampilkan punggungnya kepada kamera, ia menyerukan agar pemerintahan Suriah dijalankan berdasarkan hukum syariah.

Delapan tahun kemudian, ia muncul dalam wawancara dengan program FRONTLINE PBS AS, dengan duduk menghadap kamera dengan mengenakan kemeja dan jaket. Golani menyatakan bahwa label teroris yang diberikan kepadanya tidak adil dan bahwa ia menentang pembunuhan orang tak berdosa.

Ia menjelaskan bagaimana Front Nusra berkembang dari enam orang yang menemaninya dari Irak menjadi 5.000 anggota dalam setahun. Namun, ia menyatakan bahwa kelompoknya tidak pernah menjadi ancaman bagi negara Barat.

"Saya tegaskan kembali - keterlibatan kami dengan al-Qaeda telah berakhir, kami menentang operasi di luar Suriah," kata Golani

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...