Israel Bombardir Gaza Usai Kesepakatan Gencatan Senjata, 71 Orang Tewas

Tia Dwitiani Komalasari
16 Januari 2025, 18:55
Ibraheem Abu Mustafa Api dan asap membubung saat serangan udara Israel ditengah gejolak kekerasan Israel-Palestina, di selatan Jalur Gaza, Selasa (19/4/2022).
ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/HP/dj
Ibraheem Abu Mustafa Api dan asap membubung saat serangan udara Israel ditengah gejolak kekerasan Israel-Palestina, di selatan Jalur Gaza, Selasa (19/4/2022).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 71 orang di Gaza pada Kamis malam (16/1), selang beberapa jam setelah gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera diumumkan.

Pada Rabu (15/1), Israel telah sepakat dengan Hamas untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 15 bulan. Kesepakatan gencatan senjata itu dilakukan setelah mediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS untuk menghentikan perang yang telah menghancurkan wilayah pesisir itu dan mengobarkan amarah di Timur Tengah.

Kesepakatan itu menguraikan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza, tempat puluhan ribu orang telah tewas. Para sandera yang ditawan oleh kelompok militan Hamas, yang menguasai daerah kantong itu, akan dibebaskan sebagai ganti tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Namun pejabat Israel mengatakan penerimaan atas kesepakatan itu tidak akan resmi sampai disetujui oleh kabinet keamanan dan pemerintah negara tersebut. Pemungutan suara dijadwalkan pada Kamis, kata seorang pejabat Israel. 

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahkan menuduh Hamas mengajukan tuntutan pada menit-menit terakhir dan mengingkari kesepakatan.

"Kabinet Israel tidak akan bersidang sampai mediator memberitahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen kesepakatan," kata pernyataan dari kantor Netanyahu, dikutip dari Reuters, Kamis (16/1).

Tidak jelas apa dampak penundaan terbaru terhadap kesepakatan tersebut. Garis keras dalam pemerintahan Netanyahu masih berharap untuk menghentikan kesepakatan tersebut, meskipun mayoritas menteri masih diharapkan untuk mendukungnya.

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan partainya hanya akan bertahan di pemerintahan jika Israel melanjutkan perang dengan kekuatan penuh sampai Hamas dikalahkan. Menteri kepolisian sayap kanan Itamar Ben-Gvir juga mengancam akan keluar dari pemerintahan jika gencatan senjata disetujui.

Beberapa warga Palestina menyerukan agar kesepakatan tersebut diimplementasikan lebih cepat.
"Kami kehilangan rumah setiap jam. Kami menuntut agar kegembiraan ini tidak hilang, kegembiraan yang terpancar di wajah kami - jangan sia-siakan dengan menunda penerapan gencatan senjata hingga hari Minggu," kata warga Gaza, Mahmoud Abu Wardeh.

Sementara orang-orang merayakan pakta tersebut di Gaza dan Israel, militer Israel melancarkan lebih banyak serangan, kata dinas darurat sipil dan warga.

Mahmoud Basal, juru bicara Dinas Darurat Sipil Palestina, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 71 warga Palestina telah tewas dan sedikitnya 200 lainnya terluka.

Militer Israel sedang menyelidiki laporan tersebut, kata seorang juru bicara militer.

Pada konferensi pers di Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan para negosiator bekerja sama dengan Israel dan Hamas untuk mengambil langkah-langkah guna mengimplementasikan perjanjian tersebut.

"Kesepakatan ini akan menghentikan pertempuran di Gaza, meningkatkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka setelah lebih dari 15 bulan ditawan," kata Presiden AS Joe Biden di Washington.

Penerusnya, Donald Trump, mulai menjabat pada hari Senin dan mengklaim berjasa atas terobosan di Gaza. Warga Israel akan merasa sulit melihat militan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup karena terlibat dalam serangan mematikan di negara mereka dibebaskan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...