Roket SpaceX Elon Musk Meledak, Ganggu 240 Penerbangan di AS


Ledakan roket Starship milik SpaceX yang terjadi pada Kamis (7/3) mengakibatkan gangguan terhadap 240 penerbangan. Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) melaporkan bahwa insiden ini menyebabkan sejumlah penerbangan tertunda, dialihkan, dan ditahan di udara karena kekhawatiran akan puing-puing luar angkasa.
"Kami harus menetapkan area respons puing untuk memastikan keselamatan penerbangan," ujar FAA dikutip dari Reuters Jumat (7/3).
FAA juga menyebut bahwa ledakan ini mengakibatkan 171 penerbangan tertunda dengan rata-rata keterlambatan 28 menit, 28 penerbangan dialihkan, serta 40 penerbangan yang sedang mengudara ditahan selama rata-rata 22 menit.
Selain itu, pihaknya telah meminta SpaceX untuk melakukan investigasi atas kegagalan misi ini. "Kami akan memastikan semua prosedur keselamatan dipenuhi sebelum penerbangan selanjutnya dilakukan," kata perwakilan FAA.
Ini merupakan ledakan kedua berturut-turut dalam uji coba peluncuran Starship, setelah kegagalan serupa pada uji coba sebelumnya. Starship, roket setinggi 123 meter yang merupakan proyek utama CEO SpaceX Elon Musk untuk membawa manusia ke Mars.
Namun pesawat ini meledak tak lama setelah kehilangan kendali dan mesin-mesinnya mati. Video yang beredar di media sosial menunjukkan serpihan api melayang di langit Florida Selatan dan Bahama.
Menanggapi kegagalan ini, Elon Musk menyebutnya sebagai kemunduran kecil. Di platform media sosial X, Musk menegaskan bahwa Starship berikutnya akan siap dalam waktu 4 hingga 6 minggu. "Kemajuan diukur dengan waktu. Kami terus bergerak maju," tulisnya.
Sementara itu, FAA masih menyelidiki insiden ini dan akan mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut sebelum memberikan izin penerbangan berikutnya bagi SpaceX.
Kejadian ini menjadi pukulan bagi ambisi Musk yang ingin mempercepat pengembangan Starship dalam upayanya menjelajahi Mars pada dekade mendatang.